BMKG Ingatkan Patahan Gempa di Kota Besar: Waspada, Belajar dari Gempa Turki

2 Maret 2023 12:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana acara seminar nasional dengan topik: Mitigasi Bahaya Secara Cepat Sebagai Upaya Antisipasi Dini Untuk Memahami Potensi Bahaya Gempa Bumi dan Resikonya di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Lenteng Agung, Kamis (2/3/2023). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana acara seminar nasional dengan topik: Mitigasi Bahaya Secara Cepat Sebagai Upaya Antisipasi Dini Untuk Memahami Potensi Bahaya Gempa Bumi dan Resikonya di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Lenteng Agung, Kamis (2/3/2023). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa Indonesia juga memiliki potensi gempa bumi yang disebabkan dari patahan lempengan di darat seperti gempa bumi yang terjadi di Turki. Gempa di Turki pada 6 Februari 2023 menewaskan lebih 50 ribu orang.
ADVERTISEMENT
“Jadi kita harus mewaspadai, belajar dari kejadian Turki, itu dampaknya patahan yang terjadi di darat itu lebih berbahaya,” kata Dwikorita dalam acara Seminar Nasional dengan topik 'Mitigasi Bahaya Secara Cepat sebagai Upaya Antisipasi Dini untuk Memahami Potensi Bahaya Gempa Bumi dan Risikonya' yang diadakan oleh Sekolah Partai PDIP, Kamis (2/3).
“Bahasa Jawanya itu nyondol, jadi bisa terjadi beberapa pusat gempa, di Turki itu ada 3 pusat gempa, jadi bukan gempa susulan,” sambung Dwikorita dalam paparan secara daring.
Dwikorita menyebut bahwa Indonesia memiliki ratusan patahan-patahan yang juga banyak patahan atau sesar yang terdapat di darat. Ia mencontohkan salah satu fenomena gempa yang akibat sesar di darat itu pernah terjadi sebelumnya di Lombok dan Cianjur.
ADVERTISEMENT
Suasana acara seminar nasional dengan topik: Mitigasi Bahaya Secara Cepat Sebagai Upaya Antisipasi Dini Untuk Memahami Potensi Bahaya Gempa Bumi dan Resikonya di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Lenteng Agung, Kamis (2/3/2023). Foto: Luthfi Humam/kumparan
“Dikarenakan satu patahan bisa memicu pergerakan yang lain dan yang dikhawatirkan patahan-patahan itu berada di kota-kota besar. Di Turki kejadian seperti itu,” ujar Guru Besar Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana UGM ini.
Lebih lanjut, Dwikorita meminta agar setiap masyarakat terus waspada dengan gempa atau patahan yang bisa saja sewaktu-waktu bisa terjadi, khususnya di lokasi dengan penduduk yang padat.
“Kita harus memiliki perhatian khusus kepada patahan-patahan ini. Seperti Sesar Lembang, Sesar Cimandiri yang memotong mulai dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi, juga beberapa kota di dekatnya, yaitu segmen Cimandiri, Cibeber, dan Cimandala hingga teluk Pelabuhan Ratu,” tutup dia.
Turki diguncang gempa 7,8 magnitudo pada Senin (6/2). Gempa berpusat di Provinsi Osmaniye. Gempa yang juga mengoyak Suriah ini merupakan yang terparah sejak 100 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT