Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
BMKG: Jakarta Dikepung Patahan Aktif, Sangat Rentan Kena Dampak Gempa
28 Februari 2018 12:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Berulang kali gempa yang berpusat di kota tetangga terasa hingga Jakarta. Wajar gempa ini terasa hingga Ibu Kota, karena Jakarta dikepung patahan aktif.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, wilayah DKI Jakarta sangat rawan dan akan berdampak parah jika diguncang gempa bumi.
"Karena Jakarta ini tanahnya lunak dan dikepung patahan aktif. Entah dari mana saja pusat gempanya, guncangannya pasti terasa kuat," kata Dwikorita Karnawati.
Hal itu disampaikan saat membuka diskusi bertema “Gempa Bumi Megathrust Magnitudo 8,7 Siapkah Jakarta?” yang digelar Ikatan Alumni Meteorologi dan Geofisika, seperti dikutip dari Antara, Rabu (28/2).
Dwikorita mencontohkan saat terjadi gempa bumi magnitudo 6,1 yang berpusat di Lebak pada Januari 2018, guncangannya juga sangat dirasakan oleh warga Jakarta.
Dia menyebutkan, guncangan gempa Lebak tersebut kekuatannya baru 1:10 kali dari guncangan yang diperkirakan 8,7 magnitudo atau setara dengan gempa yang terjadi di Aceh pada 2004.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut dia mengatakan, karena tanah Jakarta lunak, meski jaraknya jauh dari pusat gempa namun menyebabkan amplifikasi (guncangan) tanah yang dapat merusak kota.
"Jadi jarak pusat gempa dengan kota yang jauh tidak berarti guncangannya lemah karena tergantung dari struktur tanah, kalau tanahnya lunak maka guncangannya akan terasa keras lagi," tambah dia.
Wilayah Jakarta berpotensi terjadi gempa bumi yang bersumber dari zona megathrust subduksi dan sesar aktif. Tebalnya lapisan tanah lunak di Jakarta berpotensi memicu terjadi amplifikasi/penguatan guncangan saat terjadi gempa kuat.
Jika terjadi gempa kuat di Zona Megathrust, maka sebagian besar wilayah Jakarta memiliki kerentanan sangat tinggi terhadap gempa bumi.
Dia mencontohkan, Jakarta sudah mengalami gempa merusak sebanyak empat kali pada 1699, 1757, 1880, dan 1834.
ADVERTISEMENT
"Persepsi bahwa Jakarta aman gempa adalah keliru, karena gempa Lebak M 6,1 pada 23 Januari 2018 intensitasnya mencapai V-VI MMI di Jakarta," katanya. Skala V MMI ditandai dengan hampir semua orang merasakan getaran gempa dan barang terpelanting. Sedang Skala VI MMI ditandai dengan semua orang merasakan getaran, berlari menyelamatkan diri, dan ada kerusakan ringan.
Dwikorita mengimbau warga Jakarta harus mulai memahami bahaya gempa bumi dan memulai kegiatan edukasi mitigasi bencana gempa bumi.
Aspek keamanan bangunan di Jakarta juga harus diperhatikan. Perlu ada audit bangunan dan gedung bertingkat dan memastikan aman terhadap gempa bumi.
ADVERTISEMENT