Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
BMKG Mengganti Hitungan Kekuatan Gempa dari Richter ke Magnitudo
6 April 2017 14:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tidak lagi memakai satuan skala richter (SR) untuk menghitung kekuatan gempa. Kini yang dipakai simbol M atau magnitudo.
ADVERTISEMENT
"Jadi, magnitudo dan intensitas adalah salah satu alat untuk mengukur seberapa besar 'size' gempabumi yang terjadi. Namun 2 alat tersebut (magnitudo dan intensitas) mengukur 2 hal yang berbeda dari gempabumi," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, Kamis (6/4).
Daryono membeberkan, Magnitudo merepresentasikan kekuatan gempa di sumbernya akibat displacement yang terjadi pada suatu luasan area. Semakin luas dan semakin besar displacementnya maka semakin besar pula magnitudonya.
"Hal yang berbeda dengan intesitas gempa, intensitas merepresentasikan dampak gempa yang berupa derajat dirasakan oleh manusia atau derajat kerusakan yang diakibatkan oleh peristiwa gempabumi," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Terkait satuan kekuatan gempa Skala Richter (SR), satuan tersebut sebetulnya unit untuk memberikan apresiasi kepada Richter yamg menemukan tipe magnitudo ML (magnitudo lokal) yang saat itu digunakan untuk mengukur kekuatan gempa-gempa yang terjadi di California dengan instrumen tertentu yaitu Wood Anderson Seismograph.
"Kemudian ML digunakan untuk daerah lainnya dengan instrumen yang berbeda seperti sensor broadband dengan mengadopsi fungsi instrumen response dari sensor Wood Anderson. Sehingga kita bisa mengukur magnitudo ML untuk semua lokasi dan satuan ML ini adalah sebenarnya SR. Seiring berjalan waktu tipe magnitudo gempa yang baru ditemukan seperti mb, mB, Mw, Ms dan lain-lain. Untuk tipe magnitudo selain ML sudah tidak tepat lagi menggunakan satuan SR," ungkapnya lagi.
ADVERTISEMENT
Menurut Daryono, satuan SR menjadi melekat sangat kuat di masyarakat. Namun saat ini sistem processing gempabumi sudah mem-provide berbagai tipe magnitudo seperti yang disebutkan di atas.
"Sehingga ke depan kami menggunakan M sebagai lambang magnitudo tanpa satuan SR. Akan kita mulai pelan-pelan melakukan upaya menghilangkan SR dan mengedukasi masyarakat dan media," tutup dia.