BMKG Pastikan Gempa 5,2 M di Bayah Tak Ada Kaitannya dengan Anak Krakatau

4 Februari 2022 19:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7). Foto: AFP PHOTO / FERDI AWED
zoom-in-whitePerbesar
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7). Foto: AFP PHOTO / FERDI AWED
ADVERTISEMENT
Gempa berkekuatan 5,5 magnitudo, yang kemudian diperbarui BMKG menjadi 5,2 magnitudo, mengguncang wilayah Bayah, Lebak, Banten, Jumat (4/2) sore. Getaran gempa juga dirasakan sebagian masyarakat di Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
BMKG memastikan gempa di perairan selatan Banten ini tak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. Gunung ini sempat menggeliat pada Jumat pagi.
"Gempa selatan Banten ini murni gempa tektonik yang tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda," jelas Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono Foto: Utomo Priyambodo/kumparan
Daryono menjelaskan BMKG juga telah memperbarui kedalaman gempa menjadi 55 kilometer pada jarak 63 kilometer arah barat daya Bayah.
"Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Banten," terang Daryono.

Penyebab Getaran Gempa Terasa hingga Jakarta

Menurutnya, gempa jenis ini lazim disebut sebagai gempa yang bersumber dalam lempeng atau gempa intraslab (intraslab earthquake). Daryono juga menjelaskan penyebab getaran terasa hingga Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Gempa Intraslab semacam ini memiliki karakter mampu meradiasikan ground motion (guncangan) yang lebih besar diatas gempa dengan magnitudo sekelasnya dari sumber lain. Maka wajar jika gempa ini meskipun hanya magnitudo 5,2 tetapi dapat dirasakan di Jakarta," ungkapnya.
"Struktur tanah lunak dan tebal di Jakarta akan menciptakan resonansi dan mengamplifikasi/memperkuat guncangan gempa," tambahnya.
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Inked Pixels/shutterstock
Daryono menjelaskan gempa selatan Banten ini memiliki rekahan sangat kecil merilis penurunan tegangan (stress drop) sangat besar. Efeknya, gempa meradiasikan guncangan frekuensi yang lebih tinggi dari biasanya.
"Gempa-gempa kuat/signifikan yang terjadi akhir ini baik di Selatan Banten maupun di Selatan Jawa Timur memiliki tipe ini, yaitu intraslab earthquake," terangnya.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa Banten magnitudo 5,2 ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi geser-turun (oblique normal)," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Polres Lebak memantau kondisi air laut usai gempa 5,5 magnitudo. Foto: Dok. Istimewa
Gempa ini dirasakan sangat kuat di Palabuhan Ratu dalam skala intensitas IV MMI. Sedangkan di Malingping, Bayah, Cihara, Panggarangan, Ciptagelar, Wanasalam, Sukabumi, Rangkas Bitung, Cireunghas, Cikeusik dalam skala intensitas III MMI.
Di Sawarna, Pangalengan, Jakarta, Tangerang, Parung Panjang dalam skala intensitas II MMI. BMKG memastikan hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa.
"Hasil pemodelan tsunami yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 17.35 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi satu kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo 3,0," pungkasnya.