Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Jakarta tengah menjadi sorotan karena menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Selasa (25/6) pukul 11.00 WIB versi AirVisual. Memburuknya kualitas udara Jakarta, kata BMKG, terjadi karena dua faktor utama.
ADVERTISEMENT
“Terkait dengan air quality di Jakarta yang akhir-akhir ini diberitakan, memang ini kalau polusi udara ada kaitannya dengan musim kemarau dan sumber (polusi) tentu bertambah banyak,” kata Kepala Informasi Perubahan Iklim, Dodo Gunawan, saat konferensi pers Penanggulangan Bencana, di gedung BNPB, Jakarta Timur, Jumat (28/6).
Dodo mengatakan, wilayah Indonesia hingga saat ini sampai Agustus nanti sedang menjalani musim kemarau. Semasa musim kemarau, tidak terjadinya hujan membuat polusi terperangkap dan terkumpul di atmosfir.
“Sekarang memang sudah memasuki musim kemarau, sehingga kondisi polusi udara itu banyak terakumulasi di atmosfer,” jelas Dodo.
Dodo menjelaskan polusi udara di Jakarta sebagian besar berasal dari asap kendaraan bermotor. Jumlah kendaraan bermotor yang kian hari semakin bertambah, menurut Dodo, menjadi salah satu faktor buruknya kualitas udara di Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Sumbernya yang jelas kalau kita Jakarta sebagian besar kendaraan, karena industri kan sudah minggir ke Cikarang, sama Pulogadung mungkin masih ada, tapi sumber paling besar di kendaraan,” kata Dodo.
Menurut Dodo, kualitas udara di Jakarta akan semakin baik apabila hujan turun. Air hujan akan "mencuci" polusi-polusi yang terakumulasi di atmosfer.
“Nanti kalau hujan itu tercuci jadi akan rendah juga kondisinya seperti itu,” kata Dodo.