Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
BMKG Prediksi Salju Abadi Puncak Jayawijaya Punah pada 2026
24 Maret 2025 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi salju abadi di Indonesia yang berada di puncak Pegunungan Jayawijaya akan punah pada 2026. Penyebabnya tak lain kenaikan suhu permukaan bumi.
ADVERTISEMENT
“Ini riset yang dilakukan oleh BMKG oleh tim klimatologi memprediksi di tahun 2026 dikhawatirkan es ini sudah punah, gletser ini sudah punah,” kata Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada acara webinar Hari Meteorologi Dunia 2025 dengan tajuk Refleksi Banjir Jabodetabek: Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem, Senin (24/3).
Dwikorita menjelaskan prediksi itu terjadi akibat kenaikan suhu permukaan yang dipicu oleh efek gas rumah kaca. Salah satu faktor meningkatnya gas rumah kaca adalah pembabatan hutan di Papua.
“Di Indonesia kita juga mengalami pencairan tutupan es atau gletser abadi, judulnya gletser abadi di Puncak Jayawijaya di Papua Indonesia karena juga dampak dari kenaikan suhu tadi yang secara teori dipicu oleh kenaikan gas-gas rumah kaca,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
“Papua itu kan terkenal hutannya sangat rapat tapi kalau sudah mulai terbuka maka emisi akan semakin melompat dan itu akan meningkatkan lompatan suhu udara permukaan,” tambah dia.
Dwikorita juga menjelaskan kenaikan suhu permukaan terjadi pula secara global. Kenaikan suhu permukaan itu juga menyebabkan mencairnya es di pegunungan Himalaya.
“Fenomena perubahan iklim ini juga berdampak dengan juga merupakan fenomena global yang dampaknya global di sini terjadinya pencairan es di Pegunungan Himalaya dan tropis,” tutup Dwikorita.