BMKG Siapkan 16 Ton Garam Ditabur di Langit IKN untuk Cegah Hujan

21 Juni 2024 3:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pembangunan Proyek di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pembangunan Proyek di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyiapkan 16 ton garam yang akan disemai ke langit Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim). Ini untuk mengendalikan potensi hujan berintensitas lebat di wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangannya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengatakan IKN menjadi salah satu daerah di Kaltim yang berpotensi diguyur hujan dengan ketebalan antara 200-300 milimeter/bulan berdasarkan hasil analisa dasarian bulan Juni ini.
Sementara di saat yang bersamaan pengerjaan pembangunan sejumlah proyek strategis antara lain Bandara VVIP dan jalan tol di daerah setempat masih berlangsung dan harus cepat diselesaikan.
Oleh karena itu, kata dia, BMKG mencoba mengendalikan dengan penyemaian garam atau zat NaCl dalam rangkaian Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang berlangsung hingga 23 Juni 2024, dengan harapan hujan tidak menghambat proses pembangunan tersebut.
Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menambahkan dalam pelaksanaan OMC sejauh ini sudah dilakukan sepuluh sorti penerbangan yang menyemai garam tersebut ke gumpalan awan penghujan dengan total 21 jam 25 menit penerbangan oleh armada pesawat Casa 212-400 dengan registrasi A-2114 milik Skadron 4 TNI AU.
ADVERTISEMENT
"Penyemaian dilakukan pada daerah yang berpotensi menyebabkan hujan di area pembangunan infrastruktur penunjang IKN Bandara VVIP IKN dan jalan tol," kata Handoko dikutip Antara, Jumat (21/6).
Seto menjelaskan pemilihan wilayah penyemaian diprioritaskan pada daerah upwind atau arah datangnya angin masa udara yang meliputi wilayah Selat Makassar, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser. Hal demikian bertujuan supaya awan hujan tidak masuk ke daerah target yaitu area dilaksanakannya kegiatan pembangunan.
“Kami berharap OMC akan memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat luas serta memitigasi risiko bencana yang terjadi,” ujarnya.