BMKG soal April Lebih Panas: Penyinaran Matahari Lebih Optimum ke Indonesia

12 April 2023 7:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Sun Life, ilustrasi aktivitas di bawah sinar matahari Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Sun Life, ilustrasi aktivitas di bawah sinar matahari Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kamu merasakan suhu panas yang tak biasa belakangan ini? Akibatnya kamu lebih merasa cepat gerah dan keringat bercucuran.
ADVERTISEMENT
Ternyata hal itu disebabkan indeks ultraviolet mencapai puncaknya pada siang hari, terlebih saat ini posisi sinar Matahari lebih optimum ke wilayah Indonesia.
Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary T Djatmiko mengatakan, pada siang hari indeks ultraviolet bisa mencapai kategori high dan ekstrem. Tepatnya pada pukul 12.00 WIB hingga 15.00 WIB.
"Secara umum, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori Low di pagi hari, mencapai puncaknya di kategori High, Very high, sampai dengan Extreme ketika intensitas radiasi Matahari paling tinggi di siang hari antara pukul 12:00 s.d. 15:00 waktu setempat, dan bergerak turun kembali ke kategori Low di sore hari. Kategori ini mengindikasikan besarnya intensitas radiasi ultraviolet dari sinar Matahari yang dirasakan di permukaan," kata Hary lewat keterangannya, Rabu (12/4).
ADVERTISEMENT
"Pola harian ini biasanya dipengaruhi oleh posisi dan waktu pergerakan Matahari, serta kondisi tutupan awan di suatu wilayah sehingga pada cuaca cerah di siang hari indeks ultraviolet dapat mencapai kategori Very high sampai dengan Extreme. Oleh karena itu, tinggi rendahnya indeks ultraviolet sangat dipengaruhi oleh potensi pertumbuhan awan, terutama awan konvektif yang berpotensi menyebabkan hujan," sambungnya.
Hary menyebut, saat ini pergerakan semu Matahari mengarah ke Utara hingga Juni nanti. Ini akan berdampak pada penyinaran Matahari yang lebih optimum ke Indonesia.
Lebih lanjut, Hary menuturkan, kondisi awan juga menentukan penyiaran Matahari. Periode April di sejumlah wilayah menunjukkan bahwa kondisi awan relatif kurang sehingga sinar Matahari sangat terasa.
"Di beberapa wilayah juga menunjukkan kondisi cuaca yang umumnya cerah-berawan pada pagi-siang hari. Hal ini berarti kondisi perawanan yang bisa menghalangi sinar matahari relatif kurang. Kondisi tersebut dapat memicu suhu yang cukup terik di wilayah Indonesia selatan ekuator terutama pada siang tengah hari," pungkasnya.
ADVERTISEMENT