Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
BMKG soal Kampung di Aliran Lahar Gunung Marapi: Zona Tumpang Tindih
16 Mei 2024 14:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahaya bencana banjir lahar dingin yang mengintai warga sekitar aliran sungai dari Gunung Marapi, Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, memantau hulu sungai di Gunung Marapi pada Kamis (16/5). Hasil pemantauan, ditemukan longsor di atas lereng gunung.
"Titik-titik longsor itu yang menyeret pohon dan tanah, tertimbun di hulu atas dan membentuk bendung. Jadi ini tumpukan ini menahan aliran hujan dari atas," kata Dwikorita di Bukittinggi, Sumbar.
Sebelum banjir menerjang pada Sabtu (11/5), Dwikorita mengungkapkan, hujan deras terus mengguyur Gunung Marapi. Akibatnya, pohon, tanah, dan batu yang membentuk bendungan itu tak sanggup lagi menahan debit air.
"Inilah menjadi luncuran material yang bercampur antara pasir, tanah, batu-batu, dan pohon-pohon, lari ke arah bawah dengan kecepatan tinggi," jelasnya.
Menurut Dwikorita, luncuran material vulkanik yang terbawa arus air itu akan menuju daerah yang lebih landai โ yang banyak dijadikan permukiman warga.
ADVERTISEMENT
"Ya itu kebetulan di zona landai itu banyak permukiman, itu pasti di situ disentorkan material tadi, diendapkan, tapi diendapkannya dengan cara memancar, menyentor gitu," papar mantan Rektor UGM ini.
"Artinya, rumah-rumah itu memang berada pada zona yang menjadi proses alam itu untuk selalu berproses," tambahnya.
BMKG akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membahas lebih lanjut masalah ini untuk mencegah bencana serupa kembali terulang.
"Ini persoalannya adalah bagaimana tata ruang itu menjaga jangan sampai ruang alam dan ruang manusia itu tumpang tindih. Untuk mencegah ya, ini sifatnya pencegahan," ujar Dwikorita.