BMKG: Tak Ada Kenaikan Tinggi Air yang Signifikan Usai Gempa Sulteng

12 April 2019 21:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami akibat gempa 6,8 (sebelumnya 6,9) magnitudo di Sulawesi Tengah. Setelah diamati, tidak ada kenaikan tinggi air laut yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, setelah adanya gempa dan peringatan dini tsunami disampaikan, tim BMKG di berbagai daerah langsung memantau tinggi air. Pemantauan dilakukan sejumlah titik di sekitar lokasi gempa.
"Monitoring muka air laut melalui pengamatan tidegauge di lokasi Kendari Sulawesi Tenggara, Paliabu Maluku Utara, dan serta pengecekan di kondisi lapangan oleh tim BMKG dan BPBD setempat," jelas Dwikorita saat konferensi pers di gedung BMKG, Jakarta Pusat, Jumat (12/4).
Peringatan dini tsunami di Sulteng Foto: Twitter Humas_BMKG
Setelah seluruh data hasil pengamatan dikumpulkan, terlihat tidak ada kenaikan tinggi muka air. Karena itu pula BMKG memutuskan untuk mengakhiri peringatan dini tsunami.
"Tidak menunjukkan adanya kenaikan muka air laut yang signifikan, tidak ada kenaikan air yang mengkhawatirkan maka pada pukul 19.47 WIB, kurang lebih satu jam setelah kejadian atau 20.47 WITA, peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi ini, masyarakat tidak perlu khawatir adanya tsunami. Warga diimbau kembali ke rumahnya masing-masing.