BMKG Ungkap Potensi Curah Hujan Ekstrem, Jakarta Terancam Banjir Seperti 2020

5 Desember 2024 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat tol Jakarta-Cikampek banjir di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/2). Foto: ANTARA FOTO/Saptono
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat tol Jakarta-Cikampek banjir di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/2). Foto: ANTARA FOTO/Saptono
ADVERTISEMENT
Jakarta berpotensi mengalami banjir besar seperti yang terjadi pada 2020 saat momen Nataru 2025. Sebab BMKG mengatakan ada potensi peningkatan curah hujan secara ekstrem pada momen Nataru.
ADVERTISEMENT
Peningkatan curah hujan tersebut merupakan dampak dari masuknya seruak dingin dari dataran tinggi Siberia. Seruak dingin merupakan fenomena cuaca yang terjadi ketika tekanan atmosfer naik lebih tinggi daripada kenaikan akibat gerakan antisiklon atau lembangan di sekitarnya.
Seruak dingin dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir. Pada tahun 2020, seruak dingin pernah terjadi di Jabodetabek hingga menyebabkan banjir besar.
"Contoh yang terjadi di 2020, di Januari, kondisi terparah adalah di Jabodetabek banjir saat itu. Skenario teringan yang pernah terjadi sekitar dua tahun lalu saat penyeberangan di Merak, tiba-tiba kapal yang sudah parkir oleng karena seruak angin itu," ujar Kepala BMKG Dwikorita saat Rapat Kerja (Raker) Komisi V di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (5/12) dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
Dwikorita menyampaikan, potensi masuknya seruak dingin itu ke Indonesia ditemukan oleh BMKG pada pekan yang lalu. Dampak banjir tidak hanya bisa terjadi di Jakarta, tapi juga daerah lain seperti Jawa Barat, Lampung, dan Banten.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan hasil pemetaan wilayah rawan banjir lahar dingin Gunung Marapi Foto: Jonathan Devin/kumparan
Peningkatan curah hujan dan kecepatan angin akibat seruak dingin diprediksi terjadi pada 20–29 Desember 2024.
"Diprediksi mulai Desember ini sudah bergerak mengarah ke wilayah Indonesia, diprediksi landingnya kira-kira sekitar tanggal 20 Desember sampai sekitar 29 Desember," ujarnya.
BMKG akan terus memantau perkembangan pergerakan seruak dingin tersebut untuk mengantisipasi dampak terburuk.
"Hal ini yang terus kami monitor," katanya.
Ia juga meminta kerja sama dari lintas kementerian, seperti Kementerian Perhubungan (Kemenhub), untuk mengantisipasi dampak terburuk saat mudik Natal dan Tahun Baru nantinya.
ADVERTISEMENT

Banjir 2020

Saat awal tahun 2020, curah hujan di Jakarta mencapai 377 mm per hari. Padahal, curah hujan 150 mm per hari saja sudah dikategorikan ekstrem.
Saat tahun baru 2020, tepatnya tanggal 1 Januari, banjir hebat melanda Jakarta akibat meluapnya sungai yang berhulu di Bogor. Luapan sungai tersebut, terjadi akibat curah hujan tinggi yang melanda Jakarta dan sekitarnya sejak 30 Desember 2019 sore hingga malam tahun baru.
Sedikitnya 66 orang meninggal dunia akibat tanah longsor, hipotermia, tenggelam, dan tersengat listrik di Jabodetabek. Perusahaan Listrik Negara (PLN) bahkan saat itu melakukan pemadaman di beberapa kawasan akibat banjir.