Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Misal (katinon ditanam) kaya di Puncak berarti di tempat-tempat yang dingin," kata Kepala BNN Komjen Heru Winarko di kantornya, Rabu (30/5).
Heru mengatakan mayoritas pengguna katinon di Indonesia bukan WNI, melainkan WNA. "Memang katinon ini kebanyakan demand-nya orang asing jadi memang mungkin karena pada banyak ke Indonesia sehingga keperluan banyak meningkat. Katinon ini rata-rata penggunanya bukan orang Indonesia," katanya.
Selain itu, Heru juga menyebut kebun tanaman ini ditemukan di dalam dan di luar pulau Jawa. Heru juga menuturkan BNN tengah mengupayakan upaya pemusnahan dengan cara replanting atau penanaman ulang dengan tanaman yang lebih menghasilkan.
"Sekarang kita imbau terhadap semua masyarakat kalau ada tanaman-tanaman mencurigakan seperti katinon ini supaya diinformasikan ke aparat yang berwajib. Baik kepolisian maupun TNI yang ada di desa, Babinsa maupun BNN Kota maupun Provinsi," imbau Heru.
ADVERTISEMENT
Katinon ini diungkap peredarannya pada 23 Maret lalu. "68 kilogram Katinon ini berasal dari Ethiopia dan akan dikirimkan dengan tujuan Ancol, Jakarta Utara dan Dumai, Riau," tutur Heru.
Dalam pengungkapan peredaran daun katinon ini ada 3 tersangka yang ditangkap BNN. Mereka adalah MAT, JA dan PBD.