Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
BNPB: 43 Orang Tewas dan 9 Hotel Rusak Berat di Anyer dan Carita
23 Desember 2018 8:32 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
ADVERTISEMENT
Tsunami menyapu kawasan Pandeglang, Banten, dan Lampung. Akibat tsunami ini, kerusakan berat terjadi di kawasan itu, yang terparah di kawasan Pandeglang.
ADVERTISEMENT
"9 Hotel rusak berat," beber Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Minggu (23/12).
Sutopo juga memberikan informasi mengenai jumlah korban tewas dan hilang. Kemudian juga kondisi korban luka-luka.
"584 Orang luka, 430 rumah rusak, dan 2 orang hilang," jelas dia.
Selain itu juga, puluhan kendaraan warga rusak akibat bencana ini.
"Pandeglang adalah daerah yang paling parah terdampak tsunami," tegas Sutopo.
Sutopo merinci kerusakan yang terjadi, di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat.
"Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita. Saat kejadian banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Di Lampung Selatan, 7 orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sedangkan di Serang tercatat 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka-luka dan 2 orang hilang. Pendataan masih dilakukan. Kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah," tambahnya.
Tsunami sendiri terjadi pada Sabtu (22/12) pukul 21.27 WIB. BMKG dan BNPB sempat merilis bahwa bencana itu gelombang tinggi, tapi beberapa jam kemudian diralat menjadi tsunami.
Tsunami terjadi karena aktivitas Anak Gunung Krakatau ditambang fenomena gelombang tinggi.
Berikut keterangan lengkap BMKG terkait tsunami yang menerjang Banten dan Lampung.