BNPB Gelar Rapat Koordinasi, Antisipasi Banjir hingga Tanah Longsor

17 Desember 2019 16:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo membuka rapat koordinasi antisipasi bencana hidrometeorologi, di BNPB, Selasa (17/12). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo membuka rapat koordinasi antisipasi bencana hidrometeorologi, di BNPB, Selasa (17/12). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar rapat koordinasi untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, Selasa (17/12). Rapat tersebut digelar atas informasi BMKG mengenai cuaca ekstrem yang bakal dihadapi Indonesia beberapa minggu ke depan.
ADVERTISEMENT
Rapat tersebut diikuti berbagai kementerian dan lembaga yang berhubungan dengan bencana. Mulai dari BMKG, Basarnas, BPBD, TNI-Polri, hingga perwakilan pemerintah daerah.
“Sore ini BNPB mengundang bapak ibu sekalian dalam rangka mengantisipasi dan juga meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem sebagaimana yang telah diinformasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dalam beberapa minggu ke depan,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo membuka rapat di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (17/12).
Rapat koordinasi antisipasi bencana hidrometeorologi, di BNPB, Selasa (17/12). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
“Agar kita saling bahu membahu, menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan kesiapsiagaan menghadapi banjir, banjir bandang, tanah longsor, termasuk angin puting beliung,” sambungnya.
Doni kemudian memberi contoh bencana yang terjadi di tahun 2018 yang disebabkan oleh kondisi cuaca. Mulai dari longsor di Sukabumi hingga banjir bandang di Sentani.
ADVERTISEMENT
“Tahun lalu, akhir Desember 2018 terjadi tanah longsor di daerah Sukabumi Selatan. Korbannya mencapai lebih dari 30 orang, kalau tidak salah 33 orang,” ujar Doni.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo di acara lokakarya BNPB. Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan
“Lanjut pada bulan Maret, tepatnya tanggal 16 Maret mulai pagi, siang, sore, hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah Jayapura. Akhirnya menimbulkan korban lebih dari 100 orang, kalau tidak salah sekitar 112 orang meninggal dunia di wilayah Sentani,” jelasnya.
Hingga saat ini rapat koordinasi untuk mengangisipasi bencana tersebut masih digelar secara tertutup.