Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
BNPB Sebut Bencana di Kalsel Didominasi Hidrometeorologi: Banjir dan Longsor
2 Februari 2021 15:42 WIB

ADVERTISEMENT
Tingginya curah hujan dan minimnya daerah resapan memicu munculnya sejumlah titik genangan di beberapa wilayah Kalimantan Selatan pada awal tahun 2021. Plt Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, bahkan mengatakan kejadian itu berulang bila merujuk pada kondisi cuaca di bulan yang sama tahun 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Jati mengatakan merujuk pada tren kebencanaan pada tahun 2020, wilayah Kalsel memang saat itu didominasi dengan bencana hidrometeorologi. Tingginya intensitas hujan yang menyebabkan banjir di Kalsel pada awal tahun 2021, disebut Jati mengulang siklus bencana tahun lalu.
"Kalau kita lihat di tren kejadian di 2020 kita tahu ya memang di awal Februari, Januari dan berakhir di November Desember kejadian yang cukup banyak dan kita perhatikan juga jumlah kejadian korban meninggal hari ini kejadian itu memang ada yang terkait dengan banjir dan tanah longsor mendominasi dari 3 kejadian bencana secara hidrometeorologi," ujar Raditya Jati dalam Focus Group Discussion (FGD) banjir di Kalimantan Selatan secara virtual, Selasa (2/2).
Khusus untuk bencana hidrometeorologi di Provinsi Kalsel pada tahun 2021, Jati menuturkan bahwa total terdapat 483.324 jiwa dari total 139.537 KK yang terdampak akibat peristiwa banjir tersebut.
ADVERTISEMENT
Korban terdampak banjir Kalsel, menurut Jati, masih menunjukkan jumlah yang naik turun. Hal itu berkaitan dengan sudah banyaknya warga yang memilih untuk pulang ke rumahnya mengingat kondisi banjir yang perlahan mulai surut.
"(Bencana) ini menyebabkan juga kerugian yang cukup besar termasuk merenggut 15 jiwa dan kita tahu ada 54.000 rumah yang rusak yang terdampak karena ada memang ribuan yang mengungsi. Nah catatan ini memang sangat dinamis karena memang berkembang sesuai dengan perkembangan waktu dan mungkin kalau saat sudah mulai surut dan pengungsian sudah mulai menurun dan sudah mulai kembali ke rumah masing-masing," ucap Jati.
Untuk mempercepat proses pemulihan yang terjadi di daerah terdampak banjir, Jati memastikan pihaknya telah mengkoordinasikan sejumlah pihak untuk menjadi relawan yang membantu proses penanganan di lapangan. Total sebanyak 2736 personel relawan yang berasal dari 55 lembaga terkait telah bersedia untuk membantu pihak BNPB terkait proses penanganan bencana.
ADVERTISEMENT
"Selain itu juga peran dari relawan cukup banyak terima kasih juga para teman-teman relawan yang bergabung di situ dikoordinasikan dalam desk relawan Ada 55 lembaga dan 2736 personel yang terdaftar dalam Desk relawan itu bisa dilihat di linknya silakan nanti tiap kali ada kejadian bencana ini akan ada lah Desk relawan yang memang waktu itu dikembangkan oleh Direktorat pemberdayaan masyarakat saat itu," ungkap Jati.
Untuk pemulihan pasca bencana, BNPB telah menyalurkan dana siap pakai yang berguna bagi pemerintah daerah untuk dimanfaatkan sebagai dana guna mendukung proses pemulihan di daerah.
"Dalam hal pemulihan termasuk dalam infrastruktur pembangunan kembali untuk membuat Kalimantan Selatan ini bisa langsung kembali kepada fungsi yang sebelumnya dan dana siap pakai yang disampaikan oleh BNPB melalui Provinsi ada 1 miliar untuk kalimantan selatan ada 500 juta untuk banjir kemudian 500 juta untuk tanah laut, Barito Kuala 500 juta dan hampir semuanya kabupaten kota mendapatkan 500 juta dalam proses dana siap pakai dalam masa tanggap darurat ini di sini untuk membantu pada dukungan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah," kata Jati.
ADVERTISEMENT