BNPB: Tornado Kecil di Kepulauan Seribu adalah Fenomena Langka

23 Oktober 2017 18:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puting Beliung di Kepulauan Seribu (Foto: BPBD DKI)
zoom-in-whitePerbesar
Puting Beliung di Kepulauan Seribu (Foto: BPBD DKI)
ADVERTISEMENT
Tornado kecil (puting beliung jika terjadi di darat dam waterspout jika terjadi di laut) melanda perairan Kepulauan Seribu, Senin (23/10), sekitar pukul 09.00 WIB. BNPB menyebut pusaran angin yang terjadi ada tiga.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan fenomena 3 penampakan pusaran angin secara bersamaan ini cukup langka. "Ini adalah fenomena yang langka di mana 3 puting beliung berjejeran secara bersamaan. Apalagi di wilayah tropis fenomena tersebut jarang terjadi," ujar Sutopo dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Senin (23/10).
Fenomena ini terjadi di perairan Kepulauan Seribu tepatnya di daerah Karang Lebar, Kelurahan Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sutopo menjelaskan, fenomena ini semakin menunjukkan bahwa iklim telah berubah akibat rusaknya lingkungan dan keseimbangan sistem bumi.
Puting Beliung di Kepulauan Seribu (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Puting Beliung di Kepulauan Seribu (Foto: Dok. BNPB)
Puting beliung terjadi di dekat Pulau Opak, di belakang Pulau Kaliage yang merupakan pulau yang tidak berpenduduk. Tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan. Ekor puting beliung berputar di sekitar perairan sehingga menimbulkan gelombang kecil di laut.
ADVERTISEMENT
BPBD DKI Jakarta telah berkoordinasi dengan SKPD terkait melalui Pusat Data dan Informasi Kebencanaan dan Call Center Jakarta Siaga 112. Kondisi normal dan aktivitas masyarakat berjalan dengan aman.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dengan cuaca ekstrem selama musim pancaroba," ujarnya.
Sutopo menyebut, saat ini hujan deras yang diikuti angin kencang dan puting beliung berpotensi meningkat kejadiannya. Dia meminta warga menghindari aktivitas di bawah pohon-pohon besar dan papan-papan reklame besar karena berpotensi roboh tertiup angin kencang.
"Waspadai banjir akibat meluapnya drainase dan sungai yang ada," tutur Sutopo.