Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
BNPB: Tumpukan Batu di Sungai Cidahu Bukan Dibuat Kekuatan Mistis
4 Februari 2018 0:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho angkat bicara soal banyaknya tumpukan batu yang ada di Sungai Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat. Melalui akun Twitter-nya, Sutopo menegaskan, batu yang bertumpuk di sungai tersebut dikerjakan oleh warga.
ADVERTISEMENT
"99 tumpukan batu di Sungai Cidahu di Kampung Cibijong RT 01/01, Desa Jayabakti, Kec. Cidahu, Kab. Sukabumi, Jawa Barat dibuat oleh warga pada 29/1/2018," tulis Sutopo, Sabtu (3/2).
"Bukan kekuatan mistis yang membuatnya. Tapi oleh warga yang hobi dan ahli menyusun batu. Agar masyarakat peduli sungai."
Pernyataan Sutopo tersebut untuk menanggapi cerita yang beredar di masyarakat yang mengkait-kaitkan tumpukan batu itu dengan hal mistis.
Diketahui bahwa tumpukan batu tersebut disusun oleh komunitas bernama Balancing Art Indonesia. Melalui akun Facebook Rock Balancing Indonesia, komunitas tersebut mengaku bahwa mereka adalah seniman di balik tumpukan batu yang ada di Sungai Cidahu.
"Jika masih ada yang bingung, beliaulah seniman yang kerja lembur membikin rock stacking di Sukabumi. Salam dari kami Komunitas Balancing Art untuk warga Sukabumi dan sekitarnya," tulis komunitas tersebut, Jumat (2/2).
ADVERTISEMENT
Mereka menyayangkan tumpukan batu itu dihancurkan oleh aparat setempat. Menurut komunitas tersebut, tumpukan batu itu adalah karya seni yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan hal mistis, terlebih untuk dipersembahkan.
Seni menumpuk batu itu justru disebut sebagai media menyampaikan pesan untuk mengajak semua orang menjaga alam.
"Sementara Balancing Art Indonesia adalah seni tanpa batasan religi. Seni yang mengajarkan kita sadar jika kita hanyalah bagian dari ciptaan Tuhan yang hidup di antara berbagai elemen alam. Eleman alam yang saling berhubungan satu sama lain. Jika salah satunya terganggu maka yang lainnya akan bermasalah," tulis komunitas itu di Facebook, Sabtu (3/2).
Komunitas Rock Balance Indonesia kerap mendokumentasikan kegiatannya melalui akun Facebook dan Instagram.
ADVERTISEMENT