Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Bocah di Balikpapan Nonton Perang Sarung lalu Kena Sabet, Mata Kiri Nyaris Buta
3 April 2023 15:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Seorang bocah SD berinisial AH (9 tahun) harus dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan usai mata kirinya terkena sabetan saat nonton perang sarung. Kini mata kirinya terancam buta.
ADVERTISEMENT
Kejadian bermula saat AH menonton kakaknya berinisial GV perang sarung di dekat masjid usai salat tarawih di Jalan Prapatan Dalam RT 5, Sabtu (1/4).
“Udah beberapa hari mereka itu serang-serangan, cuma adik saya enggak pernah ikutan. Nah pas tanggal 1 malam itu dia tumben habis tarawih mau lihat perang-perangan sarung di dekat masjid,” ujar kakak korban, GV, Senin (3/4).
Saat sedang asyik menonton, AH terkena sabetan sarung milik pelaku yang masih duduk di bangku SD berinisial RF. Mata kiri AH terkena hantaman sarung yang diisi benda-benda tumpul di dalamnya.
“Perang sarung itu ada isinya. Adik saya enggak pakai sarung terus kena matanya. Nah kata dokter itu ada serpihan di dalam matanya,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Mata korban terus mengeluarkan darah usai dihantam oleh sarung yang berisi benda tumpul tersebut.
Kejadian ini langsung dilaporkan kepada Bhabinkamtibmas setempat kemudian diteruskan ke Polresta Balikpapan.
“Iya ada, ditangani PPA. Coba tanya ke kanit aja,” ujar Kasat Reskrim Polresta Balikpapan, AKP Zamhuri.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Balikpapan, Ipda Iskandar membenarkan kejadian yang dialami korban.
Dia menegaskan, kepolisian masih melakukan penanganan terhadap korban sembari menunggu laporan secara resmi dari keluarga korban.
“Benar ada, ia pelakunya anak SD juga. Tapi baru laporan lisan, secara resminya belum. Ini sudah ditangani, sambil nunggu laporan resminya,” ungkapnya.