Bocah Kelaparan Haiti Direkrut Geng Kriminal, Angkat Senjata Lawan Aparat

11 Oktober 2024 15:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang berjalan melewati Polisi Nasional Haiti ketika mereka berusaha mengusir geng di sebuah lingkungan dekat Istana Kepresidenan di pusat Port-au-Prince, Haiti pada tanggal 3 Maret 2023. Foto: Richard Pierrin / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang berjalan melewati Polisi Nasional Haiti ketika mereka berusaha mengusir geng di sebuah lingkungan dekat Istana Kepresidenan di pusat Port-au-Prince, Haiti pada tanggal 3 Maret 2023. Foto: Richard Pierrin / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Geng bersenjata di Haiti merekrut anak-anak kelaparan demi melawan aparat keamanan. Laporan itu ditemukan lembaga Human Rights Watch (HRW).
ADVERTISEMENT
Saat ini sebagian besar Haiti dikuasai geng kriminal bersenjata. Temuan HRW ratusan sampai ribuan anak di Haiti kini telah bergabung dengan kelompok-kelompok bersenjata.
Para geng kriminal ini mengiming-imingi para bocah dengan makanan dan tempat tinggal. Selain angkat senjata, para anak juga dipaksa melakukan kegiatan ilegal seperti memata-matai sampai terlibat eksploitasi seks.
Seorang pria ditahan oleh polisi Haiti di komune Turgeau di Port-au-Prince, Haiti, dalam sebuah kekerasan yang berhubungan dengan geng pada tanggal 24 April 2023. Foto: Richard Pierrin / AFP
"Konsultasi kami dengan para sumber, termasuk bocah terafiliasi dengan kelompok kriminal, memberi tahu kami lebih banyak anak bergabung dengan geng dan bersiap menerima lebih banyak personel yang bersedia bertarung melawan aparat keamanan internasional dan polisi Haiti," kata penulis laporan HRW kepada The Guardian, Nathalye Cotrino.
"Baru-baru ini, mereka berencana menggunakan anak-anak sebagai perisai manusia bila operasi melawan kelompok kriminal dimulai di area kekuasaannya," sambung dia.
Wartawan berdiri di dekat kediaman pribadi Presiden Haiti Jovenel Moise setelah dia ditembak mati oleh kelompok bersenjata di Port-au-Prince, Haiti. Foto: Estailove St-Val/Reuters
Haiti terjerembab dalam kekacauan setelah Presiden Jovenel Moise terbunuh pada Juli 2021 lalu. Kondisi diperparah dengan laporan sebanyak 5,4 juta penduduk Haiti kelaparan.
ADVERTISEMENT
Pada pekan lalu Haiti kembali menjadi sorotan setelah geng Gran Gif membantai 70 orang di sebelah barat kota Pont-Sonde. Korban jiwa pembantaian termasuk anak-anak.
Cotrino mengungkap di tengah kelaparan dan buruknya kondisi keamanan geng kriminal Haiti membagikan video TikTok gaya hidup mewah anggotanya. Diduga cara itu dipakai agar anak-anak mau menjadi anggotanya.
"Ini menarik perhatian dari anak-anak yang hidup di kemiskinan, kebanyakan tak punya rumah dan berhari-berhari tanpa makanan. Mereka melihat itu sebagai satu-satunya jalan keluar kesedihan," kata Cotrino.
Anak yang diwawancara HRW mengaku mereka bergabung ke geng lantaran putus asa dan lapar. Sayangnya ketika masuk geng mereka malah diminta angkat senjata dan tidak bisa keluar.
"Suatu kali, mereka meminta saya menutup mata seseorang yang akan mereka culik. Saat saya menolak, mereka memukul saya di kepala dengan tongkat baseball dan jika saya tak lakukan, mereka akan membunuh saya," ucap anak yang pernah direkrut geng.
ADVERTISEMENT
HRW meminta Pemerintah Haiti tak diam melihat persoalan itu. Yang paling penting dilakukan menurut HRW adalah menciptakan perlindungan anak dan menyatukan kembali anak eks anggota geng ke dalam masyarakat.