Bocah Muazin itu Berpulang karena Ledakan Granat

15 Februari 2019 16:10 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban anak kecil yang tewas akibat dari ledakan granat di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, dimakamkan. Foto: Dok. Polres Bogor
zoom-in-whitePerbesar
Korban anak kecil yang tewas akibat dari ledakan granat di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, dimakamkan. Foto: Dok. Polres Bogor
ADVERTISEMENT
M. Ibnu Mubarok (11), salah satu korban yang meninggal akibat ledakan granat di Kampung Wangun, Cibungbulang, Bogor, dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah. Ia juga merupakan seorang muazin musala.
ADVERTISEMENT
Tak jauh dari rumahnya, berdiri sebuah musala keluarga. Musala yang dibangun oleh donatur itu baru diresmikan sebulan lalu.
Di sanalah Barok --panggilan dari sang ayah-- biasa menghabiskan waktu untuk beribadah. Di antara dua saudara laki-lakinya yang lebih tua, Barok yang memiliki suara bagus melantunkan azan.
“Muazinnya (di musala) si Barok. Dia itu setiap waktu azan, zuhur azan, subuh dia azan di situ,” kenang sang ayah, Abdul Majid, yang tak kuasa menahan tangis, saat ditemui kumparan di kediamannya, Jumat (15/2).
Musala tempat Ibnu Mubarok menjadi muazin. Foto: Ajo Darisman/kumparan
Abdul mengaku musala itu selalu ramai dipakai salat warga sekitar berkat usaha Barok. Putra bungsunya itu selalu mengeluh jika melihat musala sepi.
“Sampai masjid itu ramai. Pelan-pelan. Ternyata berkat perjuangan dia (Barok),” ujar Abdul. Barok juga senantiasa mengajak Abdul salat subuh berjamaah ke musala.
ADVERTISEMENT
Kini, setiap kali azan menjelang, Abdul mengaku istrinya, Siti Nurhasanah, teringat Barok saat menjadi muazin.
“Yang paling menyedihkan, ibunya juga kemarin bilang ‘azan dek, enggak kuat hidup,” ujar Abdul menirukan suara istrinya.
Abdul Majid, ayah dari M. Ibnu Mubarak, korban meninggal akibat ledakan granat Foto: Ajo Darisman/kumparan
Sementara itu, Siti Nurhasanah, mengaku ada yang berbeda pada subuh di hari sebelum anaknya itu meninggal. Kala itu, Siti yang diajak Barok untuk salat subuh ke musala.
“Biasanya sama ayahnya, hari itu dia mengajak saya. Ternyata itu yang terakhir,” kenang Siti yang masih terbaring lemah.
Barok meninggal dunia pada Selasa (12/2), setelah terkena ledakan granat yang dimasukkan ke dalam kaleng susu. Granat tersebut ditemukan Barok bersama dua temannya saat bermain di Lapangan Menembak Korem 061/SK yang tak jauh dari rumahnya, Minggu (10/2).
Siti Nurhasanah, ibu dari M. Ibnu Mubarak, korban meninggal akibat ledakan granat. Foto: Ajo Darisman/kumparan
Siti Nurhasanah sempat membuang kaleng diduga berisi granat itu ke salah satu kebun di dekat rumahnya. Tak disangka, kaleng itu justru jadi mainan Barok bersama dua temannya, saat Siti Nurhasanah sedang mengejar di sekolah.
ADVERTISEMENT
Tiba-tiba, granat meledak dan menewaskan Barok. Sedangkan dua temannya, Doni (11) dan Sahrul (11) mengalami luka parah dan dibawa ke RSUD Leuwiliang. Namun, pada Jumat (15/2) Doni akhirnya meninggal dunia setelah menjalani serangkaian perawatan.
Tempat Kejadian Perkara (TKP) granat meledak di Bogor. Foto: Ajo Darisman/kumparan