Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Lembaga Perlindungan Anak Sumut, John Edward Hutajulu, prihatin dengan peristiwa itu. Ia khawatir jika dugaan bullying dan penganiayaan itu benar dan terjadi di sekolah.
“Ini (pembullyan terhadap Baim) terjadi usai jam sekolah ya. Nah di sini prihatinnya ke sekolah, kalau di dalam sekolah. Karena kalau sampai itu mengakibatkan kehilangan nyawa, berarti bully-nya itu sangat, apa lah ya, sampai kasar lah, sampai meninggal,” kata John kepada kumparan pada Jumat (30/6).
Meski begitu ia masih menunggu hasil penyelidikan polisi untuk memastikan penyebab meninggalnya Baim. Ia tidak bisa bicara banyak soal proses hukum yang berjalan.
“Ini kan masalah hukum ya. Nah, kan (Baim) divisum ya, saya belum bisa kasih statement apa pun,” kata John.
ADVERTISEMENT
“Apa betul karena dibully dia meninggal atau karena sakit yang lain,” sambungnya.
Saat ini kasus meninggalnya Baim ditangani Unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan.
Baim Sebut Nama 5 Pelaku
Kata ibunda Baim, Yusraini, sehari sebelum meninggal, Baim sempat menyebutkan 5 nama yang diduga menjadi pelaku pemukulan dan bully terhadap Baim. Kelimanya merupakan anak tetangga Yusraini.
“Sehari sebelum meninggal. Saya kebangun jam 04.00 WIB pagi, Baim bilang, ‘Mereka jahat sama awak, Mak’, terus dia sebutkan 5 nama. Ini kakak kelas Baim, mereka kelas 4 dan 5,” ujarnya.
“Yang 5 ini, tinggalnya di sekitaran sini,” sambungnya.
Meski begitu, kata dia, Baim tak menjelaskan mengapa ia dipukul dan dibully oleh kakak kelasnya itu.