Bocoran Chat soal Uang Suap SAP untuk Pejabat KKP: 70 Juta, Bawa Amplop Kosong

17 Januari 2024 12:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dokumen Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) mengungkap salah satu pembicaraan antara account executive SAP Indonesia dengan pihak konsultan dan perantara.
ADVERTISEMENT
Mereka berbincang terkait dengan uang yang diduga suap yang akan diberikan kepada pejabat di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Dalam dokumen itu, tertulis bahwa account executive SAP Indonesia memberikan suap tunai kepada pejabat pemerintah untuk mendapatkan kesepakatan tanggal 16 Desember 2015 dengan KKP senilai USD 80.750.
Berikut chatnya: “Seventy million, in fifty thousand bills… Bring empty envelope.”
Chat tersebut memperlihatkan diduga suap itu akan diberikan dengan pembayaran tunai, langsung kepada pejabat di KKP. Chat itu disebut dikirimkan oleh pihak konsultan. Tak didetailkan lebih jauh soal hal tersebut.

Respons KKP

Juru bicara KKP Wahyu Muryadi mengatakan, KKP dalam hal ini siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum terkait dugaan tersebut. Serta menaati mekanisme hukum yang berlaku.
ADVERTISEMENT
“Prinsipnya silakan aja diperiksa, kami taat pada mekanisme hukum dan siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum,” kata Wahyu kepada kumparan, Senin (15/1).
Selain itu, Wahyu juga menyebutkan, KKP akan bergerak untuk mengusut permasalahan yang melibatkan dua lembaga pemerintahan ini.
“Selain juga kami secara internal akan mencari tahu permasalahan perkara ini,” tambahnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti buka suara soal kasus suap tersebut. Kasus ini disebut melibatkan pejabat KKP era Susi yakni di tahun 2015 dan 2018.
"Memalukan, dan saya pikir ini orang berani banget terima suap di zaman saya," ujar Susi kepada kumparan, Selasa (16/1).
Susi mengatakan belum mengetahui siapa pejabat yang melakukan perbuatan tersebut. Ia kini masih mencari tahu direktorat yang terlibat. "Saya sedang cari tahu direktorat/person in charge. Oknumnya siapa," tuturnya.
ADVERTISEMENT