Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Boeing 737 Max 8 yang Jatuh di Karawang Sudah Dipesan 4.783 Unit
29 Oktober 2018 15:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Pesawat Boeing 737 Max 8 milik Lion Air yang jatuh di laut Karawang pada Senin (29/10) memang pendatang baru di dunia penerbangan. Namun pesawat Boeing tersebut telah dipesan ribuan unit oleh maskapai di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Boeing 737 Max 8 baru dikirimkan ke pembeli pada Mei tahun lalu. Maskapai pertama di dunia yang membeli pesawat ini adalah Malindo Air, anak perusahaan Lion Air, dan digunakan untuk penerbangan Kuala Lumpur-Singapura.
Pesawat Lion Air nahas dengan nomor penerbangan JT-610 juga barang anyar yang baru dikirim pada Agustus lalu. Penerbangan pesawat ini juga baru 800 jam. Ini juga menjadi kecelakan pesawat pertama yang menimpa Boeing 737 Max 8.
Menurut catatan Boeing yang dikutip Reuters, Boeing telah menerima pesanan 4.783 unit pesawat 737 Max. Sebanyak 219 di antaranya telah dikirimkan pada akhir September lalu. Per unitnya dibanderol seharga USD 110 juta atau lebih dari Rp 1,6 triliun.
Lion Air sendiri hingga saat ini punya 10 pesawat 737 Max yang dibanderol dengan harga Rp 1,6 triliun per unitnya, terbanyak di Asia. Hingga September 2018, Lion Air telah memesan 201 unit Boeing Max, termasuk 50 unit Max 10 yang ukurannya lebih besar ketimbang Max 8, senilai USD 6,24 miliar atau lebih dari Rp 84 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain Lion Air, maskapai Indonesia yang membeli 737 Max adalah Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air.
Maskapai Garuda Indonesia telah memesan 50 unit armada Boeing 737 MAX seri 8. Total kontrak pembelian mencapai USD 4,9 miliar. Hingga saat ini, maskapai pelat merah Indonesia itu telah menerima 1 unit dari 50 unit pemesanan Boeing 737 MAX 8. Pengiriman perdana dilakukan pada 20 Desember 2017.
Mesin pesawat 737 MAX 8 adalah LEAP-1B yang diproduksi oleh CFM International, perusahaan patuhan Electric Co dan Safran SA. Mesin ini disebut lebih hemat bahan bakar ketimbang seri 737 Boeing sebelumnya.