news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Boeing Sempat Tolak Latih Pilot Lion Air, Sebut Mereka Idiot

15 Januari 2020 17:43 WIB
comment
28
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Lion Air. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lion Air. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Fakta baru mengenai kecelakaan Lion Air JT610 terungkap. Lion Air sempat meminta pabrikan Boeing untuk melatih pilot-pilot mereka menerbangkan 737 Max lewat simulator. Namun, permintaan tersebut ditolak Boeing. Mereka bahkan sempat mengeluarkan hinaan kepada maskapai Lion Air.
ADVERTISEMENT
Kejadian tersebut diungkap oleh media asal Amerika Serikat Bloomberg. Informasi itu didapat dari seorang sumber yang mengetahui adanya komunikasi dan memo internal di dalam pabrikan asal AS itu.
Bloomberg dalam artikelnya menulis penolakan pelatihan itu terjadi pada 2017 lalu atau setahun sebelum insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT610 terjadi, menewaskan seluruh 189 kru dan penumpang.
Puing-puing pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjungpakis, Karawang, Jawa Barat Foto: Fauzan Anangga/kumparan
Boeing menolak permintaan pelatihan dari Lion lantaran bodi pesawat Boeing 737 Max 8 dianggap sama seperti Boeing 737 lainnya.
Sementara itu, komunikasi dan memo internal Boeing juga masuk ke dokumen setebal 100 halaman yang sudah diberikan Boeing ke DPR AS dan otoritas penerbangan sipil AS (FAA), pada Kamis pekan lalu.
"Sekarang Lion Air minta pelatihan simulator untuk penerbangan (Boeing 737) Max, mungkin lantaran kebodohan mereka sendiri. Saya kebingungan bingung bagaimana menolak ini sekarang, idiot," tulis seorang pegawai Boeing dalam memo pada 2017 lalu.
Puing-puing pesawat Lion Air JT-610 Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"WHAT THE F%$&!!!! Tapi perusahaan saudara mereka sudah menerbangkan itu," tulis seorang pekerja Boeing lainnya. Perusahaan saudara yang dimaksud adalah Malindo Air.
ADVERTISEMENT
Pada 2019 lalu, KNKT menyatakan penyebab utama jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 adalah kerusakan Manuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pesawat.
KNKT menyatakan, minimnya informasi yang seharusnya disampaikan Boeing ini membuat pilot kesulitan mengatasi kerusakan MCAS di dalam pesawat. Ini menyebabkan awak panik dan salah mengambil langkah.
Suasana RS Polri, Kramat Jati, Selasa (30/10/2018). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Terkait laporan terbaru ini, pihak Boeing memutuskan tidak mau berkomentar banyak.
"Segala potensi kekurangan terkait keamanan yang telah teridentifikasi dalam dokumen telah diatasi," ucap Boeing.