Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Bolivia Ricuh Usai Penangkapan Oposisi yang Dituding Terlibat Kudeta pada 2019
30 Desember 2022 14:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Massa berunjuk rasa dan membakar kantor kejaksaan Kota Santa Cruz de la Sierra, Bolivia , sebagai bentuk protes atas penangkapan tokoh oposisi di negara itu, pada Kamis (29/12).
ADVERTISEMENT
Gubernur Provinsi Santa Cruz, Luis Fernando Camacho, ditangkap oleh pihak berwenang sehari sebelumnya. Tokoh oposisi sayap kanan itu dilaporkan telah terlibat dalam kudeta Bolivia tahun 2019 yang menggulingkan eks presiden sayap kiri, Evo Morales.
Penangkapan Camacho langsung menuai kecaman dari pemerintah Provinsi Santa Cruz dan para pendukungnya. Menurut mereka, penangkapan itu adalah operasi penangkapan dari pihak polisi yang sangat tidak sesuai aturan.
“Operasi penculikan gubernur dilakukan di jalan-jalan di sekitar rumahnya, ketika dia kembali dari melakukan kegiatan manajemen,” kata pihak kantor pemerintahan Gubernur Santa Cruz, seperti dikutip dari Russia Today.
Menurut video yang beredar di media sosial, tampak Camacho dalam kondisi tak berdaya — tergeletak di tanah dengan tangan diborgol dan dikelilingi oleh aparat bersenjata lengkap.
Pihak pemerintahan Santa Cruz mengatakan, Camacho kemudian dibawa ke lokasi yang tidak diketahui dan meminta Presiden Luis Arce secara pribadi bertanggung jawab atas keselamatan Camacho.
ADVERTISEMENT
Untuk mengungkapkan kekecewaannya, selain membakar kantor kejaksaan para simpatisan Camacho pun memasang penghalang jalan serta menyerbu bandara Viru Viru dan El Trompillo.
Mereka berhamburan di landasan pacu dan memasuki beberapa pesawat, untuk mengecek keberadaan Camacho.
Di sisi lain, pemerintah berkuasa di ibu kota La Paz mengecam kekerasan yang pecah akibat para simpatisan Camacho. Pihaknya menekankan, penangkapan Camacho sudah sesuai prosedur dan kondisi politisi berusia 43 tahun itu masih hidup dan sehat.
“Pihak berwenang menghormati hak-hak konstitusional dan hak asasi manusia Camacho, yang tidak terluka,” kata Menteri Kehakiman Bolivia, Eduardo Del Castillo.
Lebih lanjut, Santa Cruz adalah provinsi terbesar dan terpadat di Bolivia. Camacho telah menduduki jabatan sebagai gubernur di wilayah itu sejak Mei 2021 — usai memperoleh hanya 14 persen suara dalam pemilu yang diselenggarakan setahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah di bawah Presiden Arce mencurigai keterlibatan Camacho pada kudeta 2019 ketika pesaing Morales secara keliru mengeklaim adanya ketidakberesan dalam pemilu. Situasi itu pun mendorong Morales melarikan diri ke Meksiko.
Deposisi Camacho yang telah dijadwalkan dalam penyelidikan tersebut kemudian tertunda oleh pemogokan massal yang sebelumnya ia serukan bulan November lalu.
Tuntutan utamanya adalah agar pemerintah La Paz mengulang pelaksanaan sensus hingga 2023, sehingga dapat mencerminkan populasi sebenarnya Santa Cruz serta memberikan provinsi itu dana dan perwakilan yang sesuai.
Secara terpisah, Morales sudah kembali ke Bolivia usai sempat melarikan diri ke Meksiko. Namun, kini ia tidak lagi menjabat. Morales menyebut Camacho sudah terbukti sebagai pemimpin kudeta dan melayangkan berbagai tuduhan pelanggaran terhadapnya.
ADVERTISEMENT
Morales menuding Camacho harus bertanggung jawab atas empat kematian, 33 hari penjarahan, kebakaran, pelanggaran hak asasi manusia, dan kehancuran ekonomi Bolivia akibat penyelenggaraan pemogokan tersebut —yang berujung pada tergulingnya pemerintahan Morales.
Pada akhirnya, saat ini Camacho sudah menjadi tahanan pengadilan Bolivia. Berdasarkan informasi terbaru, ia dijatuhkan hukuman penjara selama empat bulan sebelum persidangan digelar.
Dalam pernyataannya di Twitter, Camacho bersikeras tidak merasa bersalah dan menilai bahwa ia telah ditahan secara tidak adil.
“Saya tidak akan pernah menyerah, ini adalah perjuangan untuk demokrasi dan kebebasan,” bunyi cuitan itu.