Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bom Bunuh Diri Meledak di Stasiun Kereta Api Pakistan, 24 Orang Tewas
9 November 2024 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Bom bunuh diri meledak di stasiun kereta api di Quetta, Pakistan barat daya, pada Sabtu (9/11). Tragedi ini menewaskan setidaknya 24 orang, termasuk tentara dan staf kereta api, serta melukai sekitar 50 orang lainnya. Menurut keterangan pejabat setempat, beberapa korban luka dalam kondisi kritis.
ADVERTISEMENT
Serangan terjadi saat hampir seratusan penumpang sedang menunggu kereta menuju Rawalpindi, kota garnisun di Pakistan.
Dalam rekaman televisi, terlihat kerusakan besar pada peron, dengan atap yang runtuh dan barang-barang berserakan di lokasi ledakan.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan detik-detik sebelum hingga saat ledakan terjadi.
Polisi menyebutkan, di antara korban tewas terdapat sejumlah tentara dan karyawan kereta api yang sedang bertugas.
Kelompok separatis Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.
Dikutip dari AP, dalam pernyataannya, BLA menyebut bahwa pengebom bunuh diri tersebut menargetkan pasukan keamanan yang berada di stasiun.
BLA telah lama melancarkan pemberontakan untuk memisahkan Balochistan dari Pakistan.
Mereka seringkali menyerang pasukan keamanan dan warga asing, khususnya warga China yang terlibat dalam proyek-proyek infrastruktur besar yang didanai Beijing.
Pihak keamanan setempat menyatakan, meskipun pengamanan telah diperketat, serangan seperti ini tetap sulit dihindari.
ADVERTISEMENT
Kepala keamanan stasiun Quetta, Shahhid Nawaz, menjelaskan bahwa pelaku menyamar sebagai penumpang, membuatnya sulit terdeteksi sebelum ledakan.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengecam keras serangan ini, menyatakan bahwa mereka yang berada di balik pengeboman tersebut “akan membayar harga mahal” dan menegaskan komitmen pemerintah dalam memberantas terorisme.
Serangan ini juga menuai kecaman dari komunitas internasional, termasuk dari Kementerian Luar Negeri Afghanistan dan Kedutaan Besar Rusia di Islamabad, yang menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Provinsi Balochistan, meski kaya minyak dan mineral, telah menghadapi konflik berkepanjangan. Selain kelompok separatis Baloch, militan Islam juga aktif di wilayah ini, menjadikan Balochistan sebagai daerah rawan konflik di Pakistan.
BLA sebelumnya juga mengincar proyek-proyek infrastruktur yang didanai China dan telah meminta warga negara China untuk meninggalkan Pakistan guna menghindari serangan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Pada Agustus lalu, BLA melakukan serangan terkoordinasi yang menargetkan bus penumpang dan pasukan keamanan di Balochistan, menewaskan lebih dari 50 orang, sebagian besarnya ialah warga sipil.