Bongbong Marcos Sampaikan Selamat ke Presiden Baru Taiwan, China Naik Pitam

16 Januari 2024 16:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr dalam pertemuan meja Bundar Indonesia-Filipina di sela KTT ke-43 ASEAN 2023. Foto: Dok. ASEAN-BAC
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr dalam pertemuan meja Bundar Indonesia-Filipina di sela KTT ke-43 ASEAN 2023. Foto: Dok. ASEAN-BAC
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Filipina Ferdinand 'Bongbong' Marcos jr memberikan selamat atas terpilihnya Lai Ching-te sebagai presiden baru Taiwan. Tindakan Bongbong memicu protes China.
ADVERTISEMENT
China menganggap Taiwan sebagai bagian negaranya, dan siap melakukan segala cara termasuk pengerahan kekuatan demi merebut kembali wilayah itu.
Taiwan menolak klaim pemerintah komunis China itu. Meski minim pengakuan dunia Taiwan mengaku negara berdaulat penuh, bukan bagian China.
Presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te, dari Partai Progresif Demokratik (DPP), mengadakan konferensi pers, menyusul kemenangan dalam pemilihan presiden, di Taipei, Taiwan 13 Januari 2024. Foto: Ann Wang/Reuters
Pada akhir pekan lalu Lai terpilih jadi presiden baru di Taiwan. China memandang Lai sebagai sosok separatis berbahaya.
Pada Senin (15/1) lewat unggahan X, Bongbong menyampaikan selamat ke Lai. Ia menantikan untuk mempererat kolaborasi Filipina-Taiwan di masa depan.
Selasa (16/1) ini Kemlu China memanggil perwakilan Filipina di negaranya.
"Pada pagi ini, Asisten Menteri Nong Rong memanggil Dubes Filipina untuk China demi menyampaikan pernyataan dan mendesak Filipina memberikan penjelasan bertanggung jawab kepada pihak China," kata jubir Kemlu China, Mao Ning, seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
"Pihak China sangat tidak puas dan kami dengan tegas menolak pernyataan Marcos," ucap Mao.
Mao menegaskan, Marcos jelas-jelas melanggar Kebijakan Satu China. Selain itu, Marcos dianggap melanggar komitmen dua negara untuk tidak mencampuri urusan internal.
"Kami sampaikan kepada sisi Filipina jangan bermain api dengan isu Taiwan," ucap dia.
"Kami sarankan Presiden Marcos membaca dengan saksama agar mengerti isu sejarah Taiwan dan dapat menarik kesimpulan benar," pungkas Mao.