BOR Sudah 76,5%, Ini Strategi RSUP Sanglah Hadapi Lonjakan Corona Varian Delta

15 Juli 2021 20:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis berada di sekitar ruang perawatan Nusa Indah yang dilengkapi dengan ruangan isolasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis berada di sekitar ruang perawatan Nusa Indah yang dilengkapi dengan ruangan isolasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
ADVERTISEMENT
Kasus corona di Bali terus meningkat dalam satu bulan ini. Penularan corona varian Delta juga tengah diantisipasi usai ditemukannya tiga kasus di Pulau Dewata. Mengingat Bed Occupancy Rate (BOR) RS di Bali mulai penuh.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama RSUP Sanglah, I Wayan Sudana, menuturkan, BOR ICU dan non-ICU pasien corona mencapai 76,5 persen.
RSUP Sanglah memiliki kapasitas total 710 bed, sebanyak 205 tempat tidur sudah digunakan untuk merawat pasien corona.
Rinciannya bed di ruangan ICU berjumlah 123 dan telah digunakan 94 atau 76,4 persen. Sementara bed di ruangan non-ICU berjumlah 82 dan telah terisi 61 atau 74,6 persen.
"Jadi, total BOR antara ICU dan non-Icu adalah 76,5 persen," kata Sudana melalui video virtual, Kamis (15/7).

Persiapan RSUP Sanglah Menghadapi Lonjakan Corona Varian Delta

Wisatawan mengantre saat kegiatan tes cepat (rapid test) Swab Antigen COVID-19 secara gratis di kawasan pariwisata Pantai Kuta, Badung, Bali, Sabtu (26/12/2020). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Untuk menghadapi lonjakan kasus corona varian Delta, Sudana memastikan, ketersediaan oksigen di RSUP Sanglah aman.
Rata-rata kebutuhan oksigen RSUP Sanglah antara 2.000 sampai 2.500 meter kubik setiap hari. Biasanya, RSUP Sanglah memiliki ketersediaan oksigen 4.000 sampai 5.000 meter kubik.
ADVERTISEMENT
RSUP Sanglah memiliki 2 sumber oksigen. Pertama, oksigen liquid yang diisi ulang setiap dua hari sekali. Kedua, oksigen gas. Ia menjamin distribusi oksigen ke RSUP Sanglah masih lancar.
"Untuk mendukung pelayanan tentu dibutuhkan support o2 atau oksigen yang saat ini itu ramai di beberapa media, yang adanya kelangkaan 02 tapi kami pastikan sampai saat ini di RSUP Sanglah aman. Tentunya kita tetap pantau agar jangan sampai ketersediaan ini menjadi kurang," kata dia.
Simulasi penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus Corona di RSUP Sanglah Denpasar, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Sudana juga memastikan ketersediaan obat-obatan, vitamin, alat perlindungan diri (APD) untuk nakes aman. Ia menyatakan, ketersediaan barang-barang tersebut dicek setiap hari. Biasanya ketersediaan barang tersebut dipastikan aman hingga 3 bulan ke depan.
"Kalau sudah kurang satu hari dari satu bulan pasti kita sudah lagi mengadakan, sehingga ada keterjaminan dari obat-obatan," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, ketersediaan nakes medis dan nonmedis RSUP Sanglah juga memadai. Manajemen membuat jadwal tugas secara rotasi sehingga nakes memiliki waktu untuk istirahat.
Sejumlah jenazah terlantar atau tanpa identitas yang jelas yang akan dikremasi di Krematorium Mumbul, Nusa Dua, Bali, Senin (9/11). Foto: RSUP Sanglah
Sudana menambahkan, RSUP Sanglah sudah sangat siap dalam mengantisipasi lonjakan kasus akibat varian Delta. RSUP Sanglah terus mengevaluasi sistem manajemen dan ketersediaan obat, alat perlindungan diri serta kesehatan para nakes.
"Tentunya kita sudah memiliki perencanaan kalau ini memang terjadi peningkatan kasus, kalau sewaktu-waktu terjadi peningkatan kasus kita sudah siap," ungkap dia.
Hari ini, ada 843 orang dinyatakan positif corona di Bali, 420 orang sembuh dan 14 orang meninggal terpapar COVID-19. Secara kumulatif, ada 58.831 orang positif, 50.829 sembuh, 1.705 meninggal dan 5.797 orang yang dirawat.
Infografik Kecepatan pertumbuhan varian Delta di Indonesia. Foto: kumparan