Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Borobudur Ditemukan Raffles dalam Kondisi Memprihatinkan, saat Ini Masih Rapuh
6 Juni 2022 17:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Candi Borobudur di Magelang, Jateng, kini tengah ramai diperbincangkan publik akibat wacana pembatasan pengunjung dan kenaikan harga tiket hingga Rp 750 ribu. Tujuannya, agar struktur candi yang dibangun dinasi Syailendra itu tetap lestari.
ADVERTISEMENT
Namun, apabila melihat sejarahnya, Candi Borobudur menjadi aset warisan budaya Indonesia yang hampir tak pernah berdiri secara sempurna.
Salah satu staf Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Usman Manor, menjelaskan bahwa dulunya Sir Thomas Stamford Raffles menemukan Candi Borobudur dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Kondisi tersebut juga diakibatkan salah satunya oleh kerusakan alam. Melihat kondisi tersebut, kemudian dilakukan upaya konservasi dan revitalisasi Candi Borobudur, namun tidak sampai selesai.
“Candi Borobudur ketika ditemukan oleh Raffles pada 1814 dulu kondisinya sudah sangat memprihatinkan karena ditunjang dengan kerusakan alam juga. Kemudian dilakukan beberapa upaya konservasi dan revitalisasi, namun tidak selesai,” jelas Usman yang merupakan Analis Sumber Sejarah Kemenko PMK itu kepada kumparan, Senin (6/6).
ADVERTISEMENT
Namun, Candi Borobudur kembali hancur akibat pengeboman terorisme pada tahun 1985. Akibatnya terdapat 9 stupa yang hancur dan 2 patung Buddha rusak.
“Pada tahun 1970 ada bantuan dana dari UNESCO untuk merekonstruksi dan merevitalisasi Candi Borobudur. Namun pada tahun 1985 terjadi pengeboman, pengeboman ini yang membuat kondisi borobudur waktu itu agak hancur, ya,” ujarnya.
Peran Daoed Joesoef
Hingga akhirnya Candi Borobudur kembali direvitalisasi atas usulan Daoed Joesoef, yang kala itu belajar di Sorbonne, Prancis. Berkat upayanya itu, wisatawan dapat kembali melihat Candi Borobudur yang seperti sekarang ini.
“Berkat bantuan dari Bapak Daoed Joesoef yang kemudian menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, beliau langsung turun ke sana untuk melakukan revitalisasi. Akhirnya kita bisa melihat Borobudur yang seperti sekarang,” kata Usman.
ADVERTISEMENT
Semakin tua, maka semakin rapuh dan rentan pula kondisinya. Inilah yang membuat pemerintah akhirnya membatasi jumlah pengunjung di Candi Borobudur.
Hasil Kajian Balai Konservasi
Usman juga menyatakan bahwa berdasarkan hasil kajian dari Balai Konservasi Candi Borobudur dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, hanya diperbolehkan 1.200 orang per harinya yang dapat memasuki bagian atas Candi Borobudur.
“Perlu adanya upaya-upaya yang sistematis dalam rangka melestarikan Candi Borobudur ini salah satunya adalah pembatasan jumlah pengunjung. Jadi pengunjung yang boleh naik ke atas Candi Borobudur itu adalah 1.200 orang per hari. Hal ini sudah berdasarkan hasil kajian dari Balai Konservasi Candi Borobudur dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah,” ujar Usman.
ADVERTISEMENT
Usman mengungkapkan bahwa Candi Borobudur memerlukan pelestarian yang meliputi perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Sehingga dapat menjadi titik menjadi titik keseimbangan antara konservasi dan komersialisasi
“Harapannya adalah nanti Candi Borobudur ini menjadi titik keseimbangan antara konservasi dan komersialisasi. Jadi dikonservasi dulu baru kemudian memberikan dampak ekonomi yang bisa dikomersialisasikan,” tutup Usman.
Melalui kebijakan kuota, telah ditetapkan biaya khusus tiket bagi wisatawan yang berkeinginan untuk naik ke bangunan Candi Borobudur:
Hal ini dilakukan berdasarkan monitoring dari Balai Konservasi Borobudur. Mereka mengungkapkan terdapat kondisi keausan batu dan kerusakan beberapa bagian relief pada Candi Borobudur serta pembebanan pengunjung yang berlebihan mengkhawatirkan pada kelestarian Candi Borobudur.
ADVERTISEMENT
Peraturan kuota ini hanya berlaku bagi wisatawan yang mau naik Candi Borobudur, wisatawan biasa masih dapat mengunjungi Candi Borobudur sampai di pelataran atau halaman candi.
Harga wisatawan reguler yang berkunjung ke halaman Candi Borobudur masih sama seperti biasanya. Mereka hanya bisa berkunjung sampai halaman Candi Borobudur namun tidak sampai naik ke bangunan candi.
Penjelasan Menpar Sandiaga Uno
Meski demikian, pada Senin siang Menteri Pariwisata Sandiaga Uno meluruskan informasi yang berkembang. Dia menyatakan bahwa harga tiket masuk ke Candi Borobudur, khusus untuk wisatawan Nusantara atau lokal, tidak naik.
"Kami ingin meluruskan bahwa tiket wisatawan nusantara itu tidak mengalami kenaikan," ujar Sandi dalam weekly press briefing Kemenparekraf, Senin (6/6).
Sandi mengungkapkan, hal ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi. Jokowi ingin agar wacana kenaikan mesti punya sudut pandang empati pada kondisi ekonomi masyarakat. Terlebih lagi sektor pariwisata baru saja mengalami tren pemulihan setelah terpuruk karena COVID-19.
ADVERTISEMENT