Bos Mossad dan CIA Temui PM Qatar Jelang Gencatan Senjata di Gaza Berakhir

29 November 2023 11:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Mossad Israel David Barnea berbicara pada KTT Dunia Institut Internasional untuk Kontra-Terorisme (ICT) di kota pesisir tengah Herzliya pada 10 September 2023. Foto: Gil Cohen-Magen / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Mossad Israel David Barnea berbicara pada KTT Dunia Institut Internasional untuk Kontra-Terorisme (ICT) di kota pesisir tengah Herzliya pada 10 September 2023. Foto: Gil Cohen-Magen / AFP
ADVERTISEMENT
Bos CIA dan pemimpin intelijen Israel Mossad menemui Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani, di Doha pada Selasa (28/11). Mereka membahas perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.
ADVERTISEMENT
"Tujuan utama pertemuan untuk melanjutkan kemajuan dari kesepakatan jeda kemanusiaan dan menginisiasi diskusi lanjutan mengenai tahap selanjutnya dari kesepakatan potensial," kata sumber tersebut kepada Reuters.
"Hasil dari perundingan masih belum jelas," kata sumber tersebut.
Foto udara menunjukkan kerusakan bangunan tempat tinggal akibat serangan Israel di selatan Kota Gaza, Minggu (26/11/2023). Foto: Bassam Masoud/REUTERS
Seorang pejabat AS mengkonfirmasi kehadiran Direktur CIA Williams Burns di Doha. Namun, dia tidak mengelaborasi lebih detail mengenai pertemuan itu.
Pertemuan antara Burns, PM al-Thani dan Direktur Mossad David Barnea digelar jelang gencatan senjata tambahan dua hari usai.
Pertemuan itu dilakukan di Doha karena Qatar memegang peran sebagai mediator Israel-Hamas. Beberapa pemimpin Hamas tinggal di Qatar.
Sumber kantor berita Reuters turut mengatakan, bahwa pertemuan ini akan pula mendiskusikan paramater yang memungkinkan Hamas bisa melepaskan sandera pria dan militer Israel.
ADVERTISEMENT
Selain itu pembahasan mengenai gencatan senjata dalam waktu lama juga akan dibahas.
Sejak pertama kali disepakati waktu gencatan senjata paling lama hanya empat hari. Sedangkan terkait pembebasan sandera, Hamas baru melepaskan lansia, perempuan dan anak-anak.
Saat menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Hamas manyendera 200 lebih orang di Israel termasuk warga asing. Aksi Hamas dibalas Israel dengan meluncurkan serangan besar yang menyebabkan nyaris 15 ribu orang tewas.
Pembebasan sandera menjadi syarat dari kedua pihak demi menghentikan perang yang berlangsung lebih dari sebulan itu.