Bos Travel Minta Bantuan Hakim Agar Kementan Lunasi Rp 1 M Biaya SYL ke Spanyol

5 Juni 2024 23:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terdakwa kasus pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersiap mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (15/5/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Terdakwa kasus pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersiap mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (15/5/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harly Lafian selaku pemilik Suita Travel mengaku belum dibayar soal biaya perjalanan rombongan Syahrul Yasin Limpo (SYL) ke Spanyol yang menggunakan jasanya. Sisa yang belum dibayarkan mencapai Rp 1 miliar.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan Harly saat dia bersaksi dalam sidang lanjutan dugaan korupsi Kementan untuk terdakwa SYL dkk di PN Jakarta Pusat, Rabu (5/6).
Harly bercerita saat diminta hakim membeberkan permintaan tiket oleh anak buah SYL, Muhammad Hatta.
“Apakah pernah juga dia meminta Saudara untuk tiket?” tanya hakim.
“Pak Hatta kalau pertama untuk ada kunjungan Pak Hatta yang akan infokan ini rombongannya, setelah itu kebanyakan berurusan dengan yang lain,” kata Harly.
“Apakah Hatta juga waktu itu memberikan sejumlah uang kepada Saudara? Atau cuma sampaikan lisan aja kepada Saudara?” tanya hakim lagi.
“Menyampaikan lisan saja,” jawab Harly.
“Pembayaran?” tanya hakim.
“Pembayaran bukan beliau,” sambut Harly.
“Coba Saudara ingat-ingat berapa ratus juta lagi yang ini [belum dibayar]?” tanya hakim mempertegas.
ADVERTISEMENT
“Mungkin lebih dari Rp 1 M karena perjalanan yang terakhir belum dibayar,” kata Harly.
“Perjalanan ke mana?” tanya hakim.
“Terakhir itu kalau enggak salah yang ke Spanyol,” ujar Harly.
“Itu perjalanan Dinas jelas, itu, ya?” tanya hakim.
“Perjalanan dinas terakhir,” jawab Harly.
Terdakwa kasus pemerasan dan gratifikasi di Kementan, Syahrul Yasin Limpo, mendengarkan keterangan dari Bendum Partai NasDem Ahmad Sahroni dan Indira Chunda Thita Syahrul saat sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (5/6/2024). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Harly mengaku sudah beberapa kali menyampaikan tagihan ke Kementan tapi tak ada pelunasan. Surat pun sudah dilayangkan tapi tak ada tanggapan.
“Sama sekali belum bayar?” tanya hakim memperjelas.
“Sama sekali belum dibayar. Dan kami sudah tagihkan, yang dituju sampai sekarang tidak pernah membalas WA saya, tidak bilang juga bahwa ‘saya sudah terima WA-nya’,” ujar Harly.
“Saudara pernah tidak meminta secara resmi, surat daftar tagihan invoice Saudara arahkan ke Kementerian?” tanya hakim lagi.
ADVERTISEMENT
“Saya sudah pernah bikin surat, kirim ke kementerian, tapi tidak ada tanggapan sama sekali,” kata Harly.
Curhat Minta Dibantu Hakim
Harly lalu menyampaikan curahan hati ke hakim. Dia memohon agar dibantu supaya uangnya dikembalikan, dibayarkan. Terlebih perjalanan tersebut adalah acara kedinasan.
“Saudara, kan, dirugikan ini. Sementara ini, kan, perjalanan dinas,” kata hakim memantik curhatan Harly.
“Betul, kami mohon Yang Mulia juga untuk bantu … enggak, enggak. saya hanya secara moral aja menyampaikan, bahwa negara jangan seperti itu. Saya menyampaikan ini pelaku usaha, ini Pak Sekjen-nya juga ada, mungkin didengar oleh Sekjen yang baru mungkin Plt atau siapa, tolong diselesaikan lah ini. Karena perjalan ada, ini kan bukan perjalanan fiktif, Pak. Dan perjalanan ini resmi, ini tugas negara. Kalau saya tanya ke pak terdakwa Menteri, mana tahu dia itu, urusan teknis begitu, dia hanya melaksanakan tugas negara ke Spanyol waktu itu kan, kan itu sudah ditangani oleh bagian Sekjen tentunya,” pinta Harly.
ADVERTISEMENT