BPBD DKI Bakal Prematurkan Awan Jakarta, Apa itu?

Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adjie mengatakan akan menggunakan dua teknis khusus untuk memodifikasi cuaca Jakarta untuk menghadapi isu badai dahsyat Rabu (28/12) besok.
Salah satunya dengan menggunakan metode jumping process atau proses memprematurkan awan.
Bagaimana teknisnya?
“Terdapat dua pola penanganan untuk TMC, pertama dengan 'jumping process' atau memprematurkan awan hujan untuk dicegat masuk ke wilayah Jakarta sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanya sekadar gerimis,” kata Isnawa dalam keterangan tertulis, Selasa (27/12).
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
“Kedua, dengan pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam dengan mengganggu pertumbuhan awan, dengan cara menambah inti kondensasi," lanjutnya.

Proses Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) ini akan dilakukan oleh Wings Udara 1 Skadron 2 TNI Angkatan Udara. Prosesnya juga sudah dirapatkan siang tadi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Sejauh ini, TNI AU telah menyiapkan pesawat CN-212 yang dapat mengangkut 800 kilogram garam yang akan disemai di langit Jakarta. Tidak hanya CN-212, ada juga pesawat Cassa dan Hercules yang dapat membawa 2,4 hingga 5 ton garam.
Proses penaburan garam ini akan dilakukan secara manual. Meski begitu, TMC baru bisa dilakukan di Jakarta apabila Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengeluarkan status siaga darurat.
Perlu diketahui, efek modifikasi cuaca tidak bisa langsung dirasakan. 2 teknik modifikasi cuaca itu baru akan efektif dilakukan di pagi hari hingga pukul 17.00 WIB. Hasilnya baru bisa dirasakan dalam dalam 4-15 jam setelah proses dilakukan.
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...