BPBD Jateng: 6 Daerah Terendam Banjir, 2 Warga di Pekalongan Meninggal

14 Maret 2024 17:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah relawan bersama warga bergotong royong membersihkan barang-barang milik warga di sekitar rumah yang hanyut terdampak banjir di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (14/3). Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah relawan bersama warga bergotong royong membersihkan barang-barang milik warga di sekitar rumah yang hanyut terdampak banjir di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (14/3). Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
ADVERTISEMENT
Sebanyak enam daerah di Jawa Tengah terendam banjir imbas hujan dengan intensitas tinggi sejak Rabu, 13 Maret 2024. Enam daerah itu yakni Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Demak, Pati, dan Kudus.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan update data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, banjir bandang di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, mengakibatkan dua orang meninggal dunia.
Selain itu, puluhan rumah warga rusak, dan sejumlah fasilitas umum juga mengalami kerusakan. Ada sebanyak 61 orang yang mengungsi akibat kejadian tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, pihaknya sudah melakukan evakuasi terhadap korban bencana di sejumlah daerah.
“SOP (Standard Operating Procedure) penanganan kita hampir sama. Jadi SOP pertama kita adalah penyelamatan. Ini menjadi upaya utama dalam penyelamatan masyarakat. Bukan bicara harta benda, itu ditinggal dulu. Masyarakat harus aman dulu,” ujar Bergas dalam keterangannya, Kamis (14/3).
Foto udara suasana banjir yang merendam di ruas jalan kawasan Cagar Budaya Nasional Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2024). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
Selain melakukan evakuasi, BPBD Jateng bersama BPBD kabupaten/kota juga menyediakan tempat pengungsian, mensiagakan pompa air portable, mendirikan dapur umum, distribusi logistik permakanan ke warga yang terdampak, hingga kerja bakti dengan warga membersihkan puing-puing usai banjir bandang.
ADVERTISEMENT
“Kami juga berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) untuk penanganan kondisi sungai,” kata Bergas.

Kiriman Bantuan

Untuk banjir yang ada di Kota Semarang, BPBD Jateng telah mendistribusikan bantuan berupa 300 kg beras, 1.200 bungkus mi instan, 384 air mineral, 200 kaleng sarden, 96 liter minyak goreng, 40 bungkus makanan siap saji, 48 kg gula pasir, 200 pack teh celup, dan 264 bungkus kopi bubuk.
Bergas mengatakan, berdasarkan pantauan yang dilakukan, banjir yang terjadi di sejumlah daerah sudah banyak yang surut, walaupun di beberapa titik masih ada genangan.
Bergas mengimbau, warga yang berada di daerah yang rawan bencana banjir dan longsor tetap waspada, mengingat potensi hujan dengan intensitas tinggi masih memungkinkan terjadi.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita tinggal di lokasi yang rawan longsor dan banjir, tentunya yang bisa kita lakukan adalah mengurangi kerugian pada saat kejadian bencana terjadi,” katanya.
Foto udara suasana jalur kereta api dan areal stasiun yang terendam banjir di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2024). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Imam Maskur mengatakan, atas kejadian bencana banjir yang terjadi di sejumlah daerah, pihaknya sudah menggerakkan relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di sejumlah lokasi bencana.
“Kami juga sudah mendistribusikan bantuan logistik makanan ke sejumlah tempat pengungsian, di antaranya beras, minyak goreng, sarden, dan sebagainya,” katanya.
Logistik itu sudah didistribusikan ke daerah-daerah yang terkena dampak banjir, seperti daerah Kaligawe, Tlogasari, Kota Semarang.