BPJS Kesehatan Kenalkan JKN ke Pertemuan Tingkat Tinggi Dunia

22 September 2023 12:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menghadiri acara United Nations High-level Meeting on Universal Health Coverage di New York, Kamis (21/9/2023).  Foto: BPJS Kesehatan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menghadiri acara United Nations High-level Meeting on Universal Health Coverage di New York, Kamis (21/9/2023). Foto: BPJS Kesehatan
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang terdiri atas lebih dari 17.000 kepulauan, upaya perlindungan jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk baru menjadi fokus Indonesia melalui penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 2014.
ADVERTISEMENT
Dalam rentang waktu kurang dari 10 tahun, lebih dari 94% penduduk Indonesia telah terdaftar Program JKN. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara tercepat berprogres menuju Universal Health Coverage (UHC), mengalahkan negara-negara Eropa yang rata-rata membutuhkan puluhan tahun untuk menjamin penduduknya.
“Hingga 15 September 2023, jumlah masyarakat yang telah menerima perlindungan Program JKN mencapai 263 juta orang atau 94,23% dari total penduduk Indonesia. Saat ini tantangannya adalah bagaimana menyediakan layanan kesehatan bagi semua pesertanya,” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti.
Hal tersebut disampaikan Ghufron sebagai perwakilan dari Indonesia dalam acara United Nations High-level Meeting on Universal Health Coverage di New York, Kamis (21/09).
Warga mencari informasi tentang keaktifan keanggotaan BPJS Kesehatan melalui aplikasi Mobile JKN di Jakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Ghufron juga menjelaskan mengenai pelayanan kesehatan Program JKN yang mencakup pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
ADVERTISEMENT
Untuk mendukung penyelenggaraan Program JKN, saat ini BPJS Kesehatan bekerja sama dengan total 23.592 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas, Klinik, Dokter Praktik Perorangan, dan 3.004 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) seperti rumah sakit dan klinik utama.
Dari angka tersebut, ada 63% atau 17.189 fasilitas kesehatan milik swasta yang menjadi mitra BPJS Kesehatan. Ghufron pun menegaskan bahwa agar peserta JKN memperoleh layanan berkualitas, BPJS Kesehatan hanya bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan yang lolos seleksi credentialing maupun recredentialing.
Untuk melayani pelayanan kesehatan dasar hingga ke pelosok, beberapa rumah sakit terapung juga dikontrak BPJS Kesehatan.
“Kami juga berkomitmen dalam menghadirkan terobosan kerja sama dengan Rumah Sakit Bergerak, dengan harapan memberikan kemudahan dalam membuka akses layanan bagi peserta JKN," kata Ghufron yang saat ini juga menjabat Ketua TC Health International Social Security Association (ISSA) beranggotakan 160 negara.
ADVERTISEMENT
"Ke depannya, pelayanan antar wilayah akan menjadi suatu langkah besar dalam melayani daerah-daerah terpencil yang sebelumnya menghadapi kesulitan dalam mengakses perawatan di rumah sakit,” imbuhnya.
Dokter melayani konsultasi kesehatan kepada pasien peserta BPJS Kesehatan melalui aplikasi gawai mobile JKN di Klinik Mutiara Medika, Lebak, Banten. Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
Ghufron pun menerangkan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta JKN kian meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2022, tercatat total pemanfaatan layanan kesehatan mencapai 502,9 juta, artinya ada 1,4 juta pemanfaatan layanan setiap harinya.
Menurut Ghufron, Program JKN menekankan upaya promotif preventif karena merupakan tulang punggung sistem kesehatan nasional.
“Oleh karena itu, beberapa program untuk meningkatkan promosi dan pencegahan antara lain pemeriksaan kesehatan, program penanganan penyakit, dan telekonsultasi," papar Ghufron.
"BPJS Kesehatan juga mengembangkan sistem informasi untuk membuat aplikasi bernama i-Care JKN, sebuah program yang dirancang agar petugas kesehatan dapat berkoordinasi satu sama lain, menganalisis data medis, memantau pasien secara komprehensif, dan menentukan pengobatan lebih lanjut yang efektif,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Pertemuan tingkat tinggi United Nations High-level Meeting on Universal Health Coverage juga dihadiri para perwakilan 150 negara di dunia, mulai dari Swiss, Jepang, Inggris, Thailand, Mesir, Brasil, Afrika Selatan, Prancis, China, Korea, Finlandia, hingga Selandia Baru.
(LAN)