BPOM Izinkan Sinopharm sebagai Booster bagi Penerima Vaksin Primer Berbeda

22 Maret 2022 10:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BPOM Penny Lukito mengumumkan penerbitan EUA Comirnaty (Vaksin COVID-19 Pfizer), Kamis (15/7). Foto: Youtube/BPOM
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPOM Penny Lukito mengumumkan penerbitan EUA Comirnaty (Vaksin COVID-19 Pfizer), Kamis (15/7). Foto: Youtube/BPOM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BPOM kembali merilis 1 regimen booster heterolog untuk vaksin Sinopharm (Sars-CoV-2 (Vero Cell), Inactivated). Sebelumnya diresmikan sebagai dosis booster homolog pada awal Februari 2022.
ADVERTISEMENT
Penerbitan ini melengkapi 6 (enam) jenis vaksin booster, baik sebagai booster heterolog maupun homolog dengan berbagai regimen di Indonesia.
“Booster heterolog vaksin Sinopharm satu dosis diperuntukkan untuk subyek usia 18 tahun ke atas yang telah mendapatkan vaksin primer Sinovac dosis lengkap 6 (enam) bulan sebelumnya," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam keterangannya, Selasa (22/3).
Homolog berarti penggunaan vaksin booster sama dengan vaksin primer. Heterolog berarti vaksin booster berbeda dengan yang dipakai saat vaksinasi 1 dan 2.
Berdasarkan pertimbangan aspek keamanan, penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster heterolog secara umum dapat ditoleransi dengan baik.
Infografik Serba-serbi Vaksin Sinopharm. Foto: kumparan
Reaksi lokal yang paling sering dilaporkan dalam dalam uji klinik booster heterolog vaksin ini yaitu nyeri pada tempat suntikan, pruritus/rasa gatal, kemerahan dan pembengkakan. Adapun kejadian sampingan sistemik yang paling banyak dilaporkan adalah fatigue/kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan batuk.
ADVERTISEMENT
“Profil kejadian sampingan (Adverse Events/AEs) yang dilaporkan dalam uji klinik booster heterolog ini, serupa dengan kejadian sampingan pada uji klinik vaksin primer maupun booster homolog, yaitu bersifat ringan hingga sedang," tutur dia.
Dari aspek Imunogenisitas, hasil analisis pemberian 1 dosis booster Vaksin Sinopharm pada kelompok subjek vaksin primer Sinovac, menunjukkan adanya peningkatan respons antibodi.
Peningkatan ini terjadi pada pengukuran hari ke-14 dan ke-28 pasca pemberian dosis booster.. Antibodi IgG anti-sRBD menunjukkan peningkatan sebesar 8,19 kali dan 10,65 kali dibandingkan sebelum pemberian booster (baseline).
“Disetujuinya penggunaan vaksin Sinopharm ini telah menambah alternatif vaksin booster heterolog bagi masyarakat yang menggunakan vaksin primer Sinovac sebelumnya," tutur dia.
Penetapan ini juga berdasarkan rekomendasi dari ITAGI. Secara konsisten Badan POM selalu mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan menyukseskan vaksinasi sebagai upaya kunci dalam memutus rantai penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT