BPOM soal Kinder Joy: Kita Hati-hati, Salmonella Bahaya bagi Anak yang Lemah

15 April 2022 9:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BPOM Penny K Lukito dalam jumpa pers persetujuan uji klinis II dan III Vaksin GX-19N kerja sama Kalbe Farma dan Genexine, 9 Juli 2021. Foto: YouTube Kalbe Farma
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPOM Penny K Lukito dalam jumpa pers persetujuan uji klinis II dan III Vaksin GX-19N kerja sama Kalbe Farma dan Genexine, 9 Juli 2021. Foto: YouTube Kalbe Farma
ADVERTISEMENT
Kabar menghebohkan terkait Bakteri Salmonella di produk cokelat Kinder, membuat beberapa negara termasuk Indonesia mengambil sikap tegas. Yakni menghentikan peredaran produk merek Kinder untuk sementara waktu demi investigasi.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito menjelaskan meskipun fasilitas produksinya berbeda dengan yang terdeteksi Bakteri Salmonella, tetapi tetap harus dihentikan. Jadi, Kinder Joy yang beredar di Indonesia dan diizinkan BPOM berbeda dengan Eropa.
“Karena ini produk untuk anak anak, kita harus hati-hati. Walaupun fasilitas produksinya berbeda, untuk kehati-hatian itu dihentikan sementara,” jelas Penny dalam jumpa pers virtual, dikutip Jumat (15/4).
Kasus pertama ditemukan di Inggris pada Januari lalu dan beberapa negara di Eropa seperti Irlandia, Prancis, Jerman, Swedia, dan Belanda juga menemukan peningkatkan penyakit akibat bakteri Salmonella.
Infografik BPOM Setop Peredaran Kinder Joy. Foto: kumparan
Di Indonesia, produk Kinder Joy yang beredar saat ini ditarik dari pasaran dan disimpan terlebih dahulu. BPOM akan melakukan sampling di seluruh Indonesia terkait Bakteri Salmonella dalam produk tersebut.
ADVERTISEMENT
“Pelaku usaha berkolaborasi dengan baik menghentikan impor. Mereka sukarela menarik peredaran masing-masing, disimpan dulu. BPOM melakukan sampling di seluruh Indonesia untuk memastikan tidak ada yang mengandung Salmonella,” kata Penny.
Penny menyatakan bahwa Bakteri Salmonella yang terdapat dalam makanan akan menyebabkan masalah pencernaan, diare, bahkan tifus bagi anak-anak maupun orang dewasa yang mengonsumsinya.
“Bakteri ini menyebabkan masalah kesehatan pencernaan, menyebabkan diare. Salmonella thypoid penyakit tifus, ini bakteri yang common ada,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengimbau masyarakat untuk hati-hati. Meskipun sejauh ini tidak ada korban yang terkonfirmasi meninggal akibat mengkonsumsi produk Kinder, tetapi bakteri ini dapat berbahaya bagi anak yang daya tahan tubuhnya rendah.
“Jadi kita perlu hati-hati jangan sampai timbulkan korban, ini bagian jejaring internasional food authority yang selalu menginformasikan. Kami mendapatkan informasi ada kejadian di Belgia dan Inggris, diproduksi di Belgia. Ratusan korban anak-anak tapi tidak ada kematian. Namun, bisa berbahaya untuk anak yang daya tahan tubuhnya rendah,” tutup Penny.
ADVERTISEMENT
Reporter: Devi Pattricia