BPPT Kembangkan Teknologi Tambang Emas Tanpa Merkuri di Pulau Buru

5 Februari 2018 13:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Maluku sudah menutup aktivitas pertambangan emas ilegal di Pulau Buru sejak Maret 2017. Penambangan tersebut dianggap merusak lingkungan karena menggunakan merkuri.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, pemerintah tetap melirik besarnya cadangan emas yang ada di bekas pulau pengasingan tahanan politik itu. Dalam pertemuan dengan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti Jumain Appe, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta hasil tambang itu tetap bisa dinikmati masyarakat sekitar tanpa mencemari lingkungan.
"Wapres mengharapkan itu tidak lagilah (pengolahan emas) dilakukan oleh perusahaan besar, tapi harus diberikan bagian daripada masyarakat itu," kata Jumain Usai menemui JK di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Senin (5/2).
Pulau Buru Selatan (Foto: riedm.blogspot.co.id)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Buru Selatan (Foto: riedm.blogspot.co.id)
Sejak April 2017 lalu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kemenristek Dikti mengembangkan prototipe teknologi pengolahan emas tanpa merkuri untuk penambang emas skala kecil (PESK). Teknologi pengolahan emas ini mampu menghasilkan emas lebih baik tanpa merusak lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Kita mengembangkan pengolahan emas non-merkuri dan saat ini sudah kita lakukan di Pulau Buru, bisa 4 ton per hari, itu cukup untuk skala masyarakat. Jadi harapan kita kalau ini bisa dikembangkan ke depan, maka pertambangan di Indonesia bisa dilakukan oleh rakyat yang selama ini 95 persen (pengolahan) itu dilakukan oleh perusahaan besar," ujar Jumain lagi.
Gunung Botak ladang tambang emas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Botak ladang tambang emas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Tak hanya sektor pertambangan, Jumain mengatakan, JK meminta adanya peningkatan sektor perikanan dan rempah-rempah di Maluku. JK berharap sumber daya alam yang dimiliki Maluku mampu menjadi produk yang berkualitas.
"Kita perlu mengembangkan teknologi yang bisa mengubah SDA ini dari bahan baku menjadi intermediate product untuk bahan baku obat atau kosmetik. Karena kita tahu selama ini Pemerintah Belanda mengambil di sana itu memanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik dan obat," sebut Jumain mengulangi perkataan JK.
ADVERTISEMENT