Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
BPPT: Pohon Kedondong Hanya Bisa Hasilkan Tenaga Listrik Terbatas
29 Mei 2017 13:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Listrik kedondong yang digagas oleh Naufal Raziq, seorang siswa MTS Negeri I Langsa, sempat menjadi viral. Pasalnya, teknologi sederhana yang diterapkan Naufal dianggap mampu membantu masalah ketersediaan energi listrik.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Eniya L Dewi, menyebutkan bahwa pada dasarnya setiap makanan dan minuman yang mengandung asam bisa menjadi sumber energi. Hanya, kemampuan dalam menghasilkan arus listrik yang lama dan stabil memang berbeda-beda sehingga tidak semuanya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Saya rasa, (penelitian) yang sudah dilakukan itu sudah cukup. Tinggal pemanfaatan dan alternatif yang tadi yang perlu disarankan lebih jauh,” ungkap Eniya yang juga mengapresiasi karya Naufal di BPPT, Jakarta, Senin (29/5).
Sementara, Kepala Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) BPPT, Andhika Prastawa, menyebutkan produksi listrik yang dihasilkan oleh tumbuhan belum bisa memenuhi kebutuhan listrik yang wajar sehari-hari. Dalam pengukuran besaran listrik kedondong yang ditanam di area pembinaan masyarakat PT Pertamina EP Aset I Field Rantau menunjukkan sistem listrik yang dihasilkan masih dalam kisaran mili watt.
ADVERTISEMENT
"Menurut rekan-rekan itu dari Pertamina setempat yang di Rantau, misalnya listrik pagi nyala hanya 20 menit atau setengah jam, setelah itu habis. Nah, itu harus didiamkan dulu sampai besok paginya baru bisa nyala lagi," ujar Andhika.
Sedangkan untuk yang ada di Tempur Paloh, menurut Andhika, berdasarkan laporan listrik kedondong mampu memberikan listrik selama 12 jam kemudian harus dimatikan lagi selama 12 jam. Namun, semakin hari, kecerahannya akan berkurang dan lama-lama akan mati.
"Yang dilaporkan, suatu saat akan betul-betul habis (energi listriknya). Istilahnya pohon itu tekor. Sekarang ada 100 kepakai 100 selama 12 jam nanti tinggal 80. Dipakai 12 jam lagi, nanti tinggal 70. Jadi makin lama makin habis. Itu berarti recovery kurang lama," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyebutkan, yang terpenting adalah bagaimana masyarakat tidak salah duga dengan fenomena listrik kedondong. Karena, tidak berarti listrik bisa tiba-tiba muncul dari pohon, tetapi ada pengkajiannya yang lebih lanjut.
"Jadi intinya, listrik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, termasuk kedondong, merupakan listrik yang terbatas dan memiliki keterbatasan waktu layanan. Apakah 20 menit, setengah jam, 12 jam, pasti ada batas layanannya," ujar Andhika.