BPPTKG Ungkap 2 Kubah Lava Gunung Merapi Bertambah Tinggi dan Volume Meningkat

11 September 2021 2:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guguran lava terlihat dari Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (17/1). Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Guguran lava terlihat dari Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (17/1). Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap dua kubah lava Gunung Merapi sama-sama mengalami penambahan ketinggian. Hal ini berdasarkan pengamatan selama sepekan terakhir.
ADVERTISEMENT
"Ketinggian kubah barat daya bertambah sekitar lima meter dan kubah tengah bertambah sekitar satu meter," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan resminya, dikutip dari Antara, Sabtu (11/9).
Perubahan morfologi Gunung Merapi berupa penambahan tinggi kubah lava itu diketahui berdasarkan hasil analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles 5, Tunggularum, Ngepos, dan Babadan 2 pada periode 3-9 September 2021.
Selain bertambah tinggi, menurut Hanik, volume dua kubah lava Gunung Merapi juga meningkat.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Volume kubah lava barat daya yang pekan lalu masih sebesar 1.440.000 meter kubik, pekan ini bertambah menjadi 1.550.000 meter kubik, sedangkan volume kubah tengah yang sebelumnya 2.842.000 meter kubik menjadi 2.854.000 meter kubik.
Gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY ini memiliki dua kubah lava baru yang sama-sama tumbuh. Kubah lava pertama berada di sisi barat daya Merapi, tepatnya di atas lava sisa erupsi pada 1997. Kubah lava kedua terpantau BPPTKG pada 4 Februari 2021, berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi.
ADVERTISEMENT
Sepanjang pengamatan selama sepekan, kata Hanik, Gunung Merapi satu kali meluncurkan awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter. Sedangkan guguran lava teramati 129 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
Awan panas guguran Gunung Merapi, Rabu (27/1). Foto: BNPB
Dalam sepekan, Gunung Merapi tercatat mengalami satu kali gempa awan panas guguran (AP), dua kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 286 kali gempa low frekuensi (LF), 20 kali gempa fase banyak (MP), 1.491 kali gempa guguran (RF), 561 kali gempa hembusan (DG), dan empat kali gempa tektonik (TT).
"Kegempaan LF pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan dengan minggu lalu," jelasnya.
Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (23/1). Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO
BPPTKG hingga saat ini mempertahankan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
ADVERTISEMENT
Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
"Kalau terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung," kata Hanik.