Brigjen Benny Ali Sedih Kena Prank Sambo: Anak-Istri Saya yang Paling Menderita

6 Desember 2022 15:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Kepala Biro (Karo) Provos Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Brigjen Benny Ali (membawa dokumen berwarna merah) berjalan usai keluar dari ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Kepala Biro (Karo) Provos Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Brigjen Benny Ali (membawa dokumen berwarna merah) berjalan usai keluar dari ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Karo Provos Divisi Propam Polri Brigjen Benny Ali bercerita soal dampak dari skenario pembunuhan Yosua oleh Ferdy Sambo terhadap dirinya. Karier Benny terhambat. Dia disanksi etik dan juga sempat masuk tempat khusus (patsus).
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan oleh Benny saat dihadirkan menjadi saksi dalam lanjutan sidang pembunuhan Yosua dengan terdakwa Sambo dan Putri Candrawathi, di PN Jakarta Selatan, Selasa (6/12).
"Saudara ikut Patsus?" tanya hakim.
"Ikut," jawab Benny.
"Berapa hari?" tanya hakim lagi.
"30 hari," jawab Benny.
Selain dipatsus, Benny juga mengaku harus disidang etik terkait kasus tersebut. Dia pun harus kehilangan jabatan, serta demosi selama 1 tahun. Demosi adalah pemindahan suatu pekerjaan ke jabatan yang lebih rendah.
"Demosi 1 tahun, patsus 30 hari," kata Benny.
"sudah dinonaktifkan dari jabatan?" tanya hakim.
"Sudah," jawab Benny.
Brigjen Pol Benny Ali. Foto: Dok. Istimewa
Benny mengaku terbawa skenario yang Sambo, yang menyebut Yosua tewas dalam peristiwa tembak menembak dengan Richard Eliezer. Bermula saat Eliezer mendengar teriakan Putri di Rumah Duren Tiga, lalu mendapati Yosua keluar dari kamar Putri.
ADVERTISEMENT
Saat Eliezer bertanya ada apa, Yosua langsung menembaki. Tembakan tersebut dibalas oleh Eliezer sehingga Yosua tewas. Namun belakangan terungkap bahwa itu merupakan rekayasa Sambo semata, untuk menutupi peristiwa yang sebenarnya. Yosua dieksekusi oleh Eliezer atas perintah Sambo.
"Kapan Saudara tahu ini tidak seperti yang diceritakan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi?" tanya hakim.
"Saya kan belum pernah diambil keterangan, tanggal 8 [Agustus] itu saya dipanggil timsus, menanyakan menunjukkan CCTV, CCTV itu, ini nih, ini nih, saya bilang itu kan enggak ada suara, dan isinya apa pun semua belum diambil keterangan, selanjutnya saya langsung dipatsus," kata Benny.
Saat patsus itulah, Benny mengaku mendapati fakta bahwa tembak menembak merupakan skenario Sambo belaka. Ia mengaku sangat kecewa dibohongi oleh Sambo.
ADVERTISEMENT
"Atas peristiwa ini Saudara merasa dibohongi?" tanya hakim.
"Iya," jawab Benny.
"Bagaimana perasaan Saudara sampai akhirnya kaya gini?" tanya hakim.
"Sedih," jawab Benny.
"Sedihnya?" tanya hakim lagi.
"Yang paling menderita itu anak istri saya," jawab Benny.
"Kenapa?" kata hakim lagi.
"Kalau saya mungkin enggak, tapi sampai saat ini anak istri saya itu syok, mau sidang ini lihat kemudian syok," kata Benny.
"Kenapa syok?" tanya hakim.
"Kita mengetahui yang kita ketahui, kita terbawa-bawa, karena perintahnya ternyata dari yang saya dapatkan, selama ini ternyata diprank," jawab Benny.
Terdakwa Ferdy Sambo berjalan usai keluar dari ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (6/12/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Benny mulai mengetahui peristiwa itu adalah 'prank' Sambo pada tanggal 5 Agustus 2022. Sebab saat itu ramai-ramai di medsos bahwa tembak menembak hanya skenario Sambo. Kemudian pada 8 Agustus, barulah ada pernyataan resmi jika peristiwa tembak menembak adalah rekayasa.
ADVERTISEMENT
"Saudara mungkin masih tidak seberapa, karena Saudara tidak ikut di-PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat), dan Saudara sudah dapat bintang satu?" kata hakim.
"Bukan masalah itu Yang Mulia, saya ini punya keluarga punya anak, bisa dibayangkan Yang Mulia bila kejadian yang saya yang alami ini termasuk rekan-rekan saya semua ini dialami oleh kita. Jadi yang sekarang berat ini kalau ngobrol-ngobrol sama anak-anak, junior-junior yang letnan dua, ada yang kapten ya ceritanya seperti itu, yang paling berat paling hukumannya bukan patsus, beban yang kami terima ini terhadap anak kami istri kami keluarga kami, itu yang paling berat," kata Benny.
"Tidak mungkin hilang?" kata hakim.
"Siap," jawab Benny.
Belum ada pernyataan dari Sambo atas penyampaian Benny Ali tersebut.
ADVERTISEMENT