BRIN: Bukan Puting Beliung, yang Terjadi di Bandung-Sumedang Adalah Tornado

22 Februari 2024 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bencana puting beliung terjang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang pada Rabu (21/2/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bencana puting beliung terjang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang pada Rabu (21/2/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Dr. Erma Yulihastin, memastikan bencana angin kencang yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jabar, pada Rabu (21/2) bukanlah puting beliung melainkan tornado.
ADVERTISEMENT
Selama ini, tornado sering disebut hanya terjadi di wilayah benua Amerika atau bumi belahan utara lainnya.
"Dari analisis visual saja, kita bisa pastikan ini beda nih, ini bukan puting beliung yang biasanya terjadi di wilayah kita, yang sulit dideteksi. Karena mikro, ini bukan mikro lagi, ini meso. Tornado itu meso," kata dia melalui sambungan telepon pada Kamis (22/2).
Erma mengatakan terdapat empat faktor yang membedakan antara puting beliung dengan tornado. Faktor pertama dilihat dari skala kecepatan anginnya. Menurut dia, tornado mempunyai kecepatan angin mencapai angka 65-67 kilometer/jam.
"Selama ini, kan, kita hanya mengatakan angin puyuh atau puting beliung karena tidak pernah bisa mencapai ambang batas kecepatan angin yang bisa kita katakan tornado level awal atau paling rendah, itu yang pertama dari skala kecepatan," ucap dia.
Foto udara kawasan industri yang terdampak angin puting beliung di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (22/2/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Faktor kedua terkait dengan skala radiusnya. Erma menyebut bencana tornado mempunyai skala radius hingga mencapai 2 kilometer. Apabila skala radiusnya masih berada di bawah angka 2 kilometer, maka hal itu masih dikategorikan mikro dan belum termasuk meso.
ADVERTISEMENT
Faktor ketiga dilihat dari dampak yang ditimbulkan, dan faktor keempat dilihat dari durasinya. Selama ini, menurut Erma, bencana angin kencang yang terjadi di Indonesia tak pernah mempunyai dampak terlalu merusak dan durasinya pun cenderung singkat.
"Soal durasi, puting beliung di wilayah kita selalu kurang dari 10 menit. Tak ada yang melampaui durasinya 10 menit," papar dia. Sementara, peristiwa di Bandung-Sumedang durasinya diperkirakan lebih 10 menit.
Ahli klimatologi BRIN, Dr. Erma Yulihastin. Foto: Instagram/@ermayulihastin
Erma pun menyimpulkan bahwa angin kencang yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang sudah memenuhi keempat faktor tersebut. Selain itu, kata dia, fenomena angin kencang itu terlihat jelas di satelit awan sehingga memperkuat kepastian bahwa fenomena itu merupakan tornado.
"Mata badainya terlihat dari satelit awan, ya berarti tornado dong. Karena kalau puting beliung gak bisa terdeteksi dari satelit awan, awannya itu gak kelihatan," ujar dia.
ADVERTISEMENT

Imbau Masyarakat Waspada

Lebih lanjut, Erma mengimbau masyarakat agar lebih waspada saat memasuki musim penghujan. Alangkah lebih baik mencari tempat berlindung bila melihat awan gelap di langit yang bergerak dengan cepat.
"Intinya harus waspada kalau sudah ada awan gelap dan sebagainya nih, awan itu bergerak dengan cepat, awan mendungnya itu, maka itu bisa dipastikan ada angin kencangnya. Cuma kita tidak tahu muter atau enggaknya kan, jadi kita sendiri yang harus waspada," kata Erma.

Lima Kecamatan Terdampak

Sebelumnya, bencana angin ribut menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang pada Rabu (21/2). Data terkini BPBD Jabar, terdapat lima kecamatan yang terdampak bencana di dua wilayah tersebut yakni Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Cimanggung, Kecamatan Cileunyi, Kecamatan Rancaekek, dan Kecamatan Cicalengka.
ADVERTISEMENT
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar, Hadi Rahmat, merinci terdapat 13 unit pabrik dan 10 rumah warga yang rusak. Sementara di Kabupaten Bandung, terdapat 4 pabrik dan 87 rumah warga yang rusak. Rumah warga yang rusak berada dalam kategori rusak ringan, rusak sedang, hingga rusak berat.
Lebih lanjut, Hadi mengatakan terdapat 12 orang yang mengalami luka di Kabupaten Sumedang dan 19 orang yang terluka di Kabupaten Bandung akibat bencana itu. Warga yang terluka dilarikan ke RSUD Cicalengka dan RS Kesejahteraan Keluarga (RSKK).