Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
BRIN: Tornado Bandung-Sumedang Adalah yang Pertama Kali Terjadi di Indonesia
22 Februari 2024 10:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Dr. Erma Yulihastin, mengatakan tornado yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Oh iya jelas, ini sudah first time," kata Erma melalui sambungan telepon pada Kamis (22/2).
Sebelumnya, bencana angin tersebut diistilahkan sebagai puting beliung. Sebab, tornado selama ini diidentikkan hanya terjadi di benua Amerika atau bumi bagian utara.
Erma menegaskan yang terjadi di Bandung-Sumedang itu bukanlah puting beliung melainkan tornado.
"Dari analisis visual saja, kita bisa pastikan ini beda nih, ini bukan puting beliung yang biasanya terjadi di wilayah kita, yang sulit dideteksi karena mikro, ini bukan mikro lagi, ini meso. Tornado itu meso," kata Erma.
4 Faktor Pembeda Tornado
Erma mengatakan terdapat empat faktor yang membedakan antara puting beliung dengan tornado.
Faktor pertama dilihat dari skala kecepatan anginnya. Menurut Erma, tornado mempunyai kecepatan angin mencapai angka 65 hingga 67 kilometer/jam.
ADVERTISEMENT
"Selama ini kan kita hanya mengatakan angin puyuh atau puting beliung karena gak pernah bisa mencapai ambang batas kecepatan angin yang bisa kita katakan tornado level awal atau paling rendah, itu yang pertama dari skala kecepatan," ucap dia.
Kemudian, faktor kedua yakni terkait dengan skala radiusnya. Erma menyebut bencana tornado mempunyai skala radius hingga mencapai 2 kilometer. Apabila skala radiusnya masih berada di bawah angka 2 kilometer, maka hal itu masih dikategorikan mikro dan belum termasuk meso.
Lalu, faktor ketiga dan keempat yakni dilihat dari dampak yang ditimbulkan serta durasinya. Selama ini, menurut Erma, bencana angin kencang yang terjadi di Indonesia tak pernah mempunyai dampak terlalu merusak dan durasinya pun cenderung singkat.
ADVERTISEMENT
" Soal durasi, puting beliung di wilayah kita selalu kurang dari 10 menit. Tak ada yang melampaui durasinya 10 menit," papar dia. Sedang durasi angin ribut di Bandung-Sumedang kemarin terjadi lebih 10 menit.
Erma pun mengatakan bahwa angin kencang yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang sudah memenuhi keempat faktor tersebut. Selain itu, kata dia, fenomena angin kencang itu terlihat jelas di satelit awan sehingga memperkuat kepastian bahwa fenomena itu merupakan tornado.
"Mata badainya terlihat dari satelit awan, ya berarti tornado dong. Karena kalau puting beliung gak bisa terdeteksi dari satelit awan, awannya itu gak kelihatan," ujar lulusan Geofisika dan Meterologi ITB ini.
Lebih lanjut, Erma mengimbau masyarakat agar lebih waspada saat memasuki musim penghujan. Alangkah lebih baik, mencari tempat berlindung bila melihat awan gelap di langit yang bergerak dengan cepat.
ADVERTISEMENT
"Intinya harus waspada kalau sudah ada awan gelap dan sebagainya nih, awan itu bergerak dengan cepat, awan mendungnya itu, maka itu bisa dipastikan ada angin kencangnya. Cuma kita tak tau muter atau enggaknya kan, jadi kita sendiri yang harus waspada," kata peneliti yang berbasis di Bandung ini.
Rancaekek dll Terdampak
Data terkini BPBD Jabar, terdapat lima kecamatan yang terdampak bencana di dua wilayah tersebut yakni Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Cimanggung, Kecamatan Cileunyi, Kecamatan Rancaekek, dan Kecamatan Cicalengka.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar, Hadi Rahmat, mengatakan, di Kabupaten Sumedang terdapat 13 unit pabrik dan 10 rumah warga yang rusak. Sementara di Kabupaten Bandung, terdapat 4 pabrik dan 87 rumah warga yang rusak. Rumah warga yang rusak berada dalam kategori rusak ringan, rusak sedang, hingga rusak berat.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Hadi mengatakan terdapat 12 orang yang mengalami luka di Kabupaten Sumedang dan 19 orang yang terluka di Kabupaten Bandung akibat bencana itu. Warga yang terluka dilarikan ke RSUD Cicalengka dan RS Kesejahteraan Keluarga (RSKK).