Bripka Ali, Polisi yang Asuh Ratusan Anak Yatim Kini Tempuh Sekolah Perwira

26 Maret 2022 17:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bripka Bon Ali atau Ali Nur Suwandi anggota Propam Polda DIY, salah satu sosok polisi jujur yang disebut Kapolri tengah bersama anak-anak asuhnya di Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai, Kotagede Yogyakarta, Jumat (5/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bripka Bon Ali atau Ali Nur Suwandi anggota Propam Polda DIY, salah satu sosok polisi jujur yang disebut Kapolri tengah bersama anak-anak asuhnya di Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai, Kotagede Yogyakarta, Jumat (5/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Masih ingat dengan Bripka Ali Nur Suwandi? Anggota Provos Bid Propam Polda DIY yang mengurus ratusan anak yatim di Yogyakarta? Saat ini dia sedang menempuh pendidikan perwira di Pusdik Binmas Banyu Biru. Ali wajib menempuh pendidikan selama 7 bulan dan akan naik pangkat menjadi Inspektur Dua (Ipda).
ADVERTISEMENT
Pendidikan tersebut merupakan hadiah dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit lantaran sosok Bripka Ali yang dinilai jujur, teladan, dan pengayom masyarakat.
"Hadiah dari Pak Kapolri untuk belajar mendapatkan penghargaan sekolah perwira itu. 7 bulan pendidikannya. Ini sudah berjalan 1 bulan," kata Ali dihubungi kumparan, Sabtu (26/3).
Bon Ali sapaan akrab Ali mengatakan bahwa naiknya pangkat setelah pendidikan bukan untuk gaya-gayaan. Dia berharap dengan karier yang meningkat ini, bisa semakin bermanfaat terutama untuk Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai milik Ali di Kotagede, Kota Yogyakarta.
"Walaupun besok sudah menjadi perwira saya kepengin malah dengan tambah pangkat semakin semangat gitu. Sekarang ada 190 anak (yang dirawat)," katanya.
Sudah 1 bulan lamanya Ali meninggalkan anak-anak asuhnya untuk pendidikan. Kerinduan pun kerap dirasakannya. Meski mengaku senang menjalani pendidikan untuk menunjang karier, tetapi tak dipungkiri Ali kerap kepikiran nasib anak asuhnya.
Bripka Bon Ali atau Ali Nur Suwandi anggota Propam Polda DIY, salah satu sosok polisi jujur yang disebut Kapolri tengah bersama anak-anak asuhnya di Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai, Kotagede Yogyakarta, Jumat (5/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Saya ini senang sekali sangat bersyukur bisa sekolah dapat penghargaan dari Pak Kapolri dan ini sudah berangkat. Namun kadang-kadang menjadi pemikiran juga yang kami pikirkan karena di Yayasan ku ini tulang punggungnya kan hanya saya ya," katanya.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan bahwa saat ini ada 15 pengasuh di sana, beberapa pengasuh lain sudah pulang karena kuliahnya sudah selesai, harus merawat orang tua, dan lain sebagainya.
"Di saat saya tinggal ini kan para pengurusnya sekarang banyak yang sudah pulang karena kuliahnya sudah selesai yang S2 sudah pada nikah, terus mencari pekerjaan, harus merawat orang tuanya," bebernya.
Bripka Bon Ali atau Ali Nur Suwandi anggota Propam Polda DIY, salah satu sosok polisi jujur yang disebut Kapolri tengah bersama anak-anak asuhnya di Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai, Kotagede Yogyakarta, Jumat (5/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ali mengakui saat ia tinggal, yayasan memang agak kewalahan. Musababnya, Ali jugalah yang selama ini mencarikan nafkah untuk anak-anak.
Salah satu hal yang paling sering menjadi kekhawatiran Ali adalah anak-anak merasa kurang kasih sayang karena ketiadaannya. Terlebih banyak anak-anak yang dirawat sejak bayi dan mengira Ali adalah orang tua kandungnya.
"Biaya kemarin sudah tak tinggalin sedikit tapi mungkin ya sebentar lagi habis karena di tempat saya di yayasan saya itu satu hari harus punya uang Rp 3 juta untuk operasional makannya," katanya.
ADVERTISEMENT
"Tapi yang paling utama adalah kasih sayangnya dulu. Masalah keuangan saya bisa minta kanan kiri. Yang saya pikirkan itu cuma satu kasih sayang mereka apalagi yang kecil-kecil yang di tempat saya dari kecil. Dia tidak tahu bapaknya siapa, yang dikira bapak asli kan saya," kisahnya.
Bripka Bon Ali atau Ali Nur Suwandi anggota Propam Polda DIY, salah satu sosok polisi jujur yang disebut Kapolri tengah bersama anak-anak asuhnya di Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai, Kotagede Yogyakarta, Jumat (5/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ali berharap bahwa dia bisa terus menempuh pendidikan perwira ini. Namun dia juga berharap tetap terus bisa merawat anak-anak asuhnya. Bagaimana pun, anak-anak yatim piatu merupakan titipan masyarakat.
"Mereka tidak punya orang tua dipercayakan kepada kepolisian di tempat saya. Ya kepikiran karena ya mesake (kasihan) anak-anak itu," katanya
Ali ingin dua kewajibannya ini bisa berjalan dengan bagus, baik itu pendidikan maupun kewajiban mengasuh anak.
"Harapanku dua-duanya. Bisa sekolah, bisa merawat anak-anak, mungkin nanti bisa dikasih pimpinan izin khusus seperti itu," harapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan izin khusus itu, Ali berharap masih bisa menengok anak-anak asuhnya. Sehingga dua amanah yang ada padanya bisa dia laksanakan.
"Sekolah ini juga penting juga karena dengan sekolah ini kan mungkin saya bisa lebih dekat dengan masyarakat," katanya.
"Dengan ini saya berharap lebih bisa memberikan kemanfaatan lebih besar kepada masyarakat. Jadi tidak sekolah pangkat perwira buat gaya-gayaan bukan. Dengan tambah pangkat bisa memberikan kemanfaatan kepada bangsa dan mencakup lebih luas," ujar dia.
Pada Jumat (5/11/2021), kumparan pernah berkunjung ke Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai milik Ali di Kotagede, Kota Yogyakarta.
Lahir 17 Agustus 1978 silam, Ali mengaku sudah nyantri sejak usia 5 tahun. Meski lama nyantri, Ali mengaku tak sepandai rekan-rekan lainnya. Meski begitu, petuah-petuah kiai tetap dia jalankan. Dia tak segan membantu berdagang tempe untuk pondoknya.
ADVERTISEMENT
Restu kiai itu pula yang dia bawa ketika hendak mendaftar Sekolah Calon Tamtama (Secata) Polda Jatim pada tahun 1999. Ali menghadap kiainya waktu itu, menyampaikan niatnya mengabdi pada negeri melalui kepolisian.
"Kiai memberikan restu, dengan restu itu juga ngasih amanah nomor satu kalau jadi polisi harus benar-benar mencintai bangsa ini. Jadi lah polisi yang ada manfaatnya itu yang kedua," ujarnya saat itu.
Anak santri ini pun jadi polisi. Tamtama muda ini ternyata langsung mendapatkan tugas ke Yogyakarta, dia menjadi Propam di Polda DIY tahun 1999 itu.
Sebagai santri yang jadi polisi selain tupoksi kepolisian harus ditaati, amanah dari sang kiai pun harus dipegang teguh.
"Langsung pergi ke desa-desa silaturahmi ke masyarakat yang membutuhkan kita tanya-tanya di mana ada anak yatim," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam sunyi, Ali selalu berusaha membantu anak yatim yang dia temui. Semakin lama semakin banyak anak yatim yang dia bina. Tahun 2006, Ali kemudian menikah dengan pujaan hatinya asal Kotagede. Di situ pula yayasan yang dia cita-citakan berhasil berdiri pada tahun 2008.