Brunei Alami Lonjakan Virus Corona Tertinggi Sepanjang Pandemi

9 Agustus 2021 20:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Entikong menyemprotkan disinfektan di dalam bus Damri antarnegara dari Brunei Darussalam. Foto: ANTARA FOTO/Agus Alfian
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Entikong menyemprotkan disinfektan di dalam bus Damri antarnegara dari Brunei Darussalam. Foto: ANTARA FOTO/Agus Alfian
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah sekian lama berhasil menekan laju penyebaran corona, Brunei mulai berjibaku dengan kasus penularan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (9/8), Brunei mencatatkan penambahan kasus harian hingga 42 infeksi. Angka ini merupakan penambahan tertinggi Brunei yang dialami sepanjang pandemi.
Dikutip dari Reuters, lonjakan ini terjadi dua hari usai ditemukannya kasus COVID-19 transmisi lokal. Pada Sabtu (7/8), Brunei melaporkan 7 kasus transmisi lokal.
Ini merupakan yang pertama dalam 15 bulan. Sebab, penularan lokal terakhir terjadi pada Mei 2020 lalu.
Brunei diketahui menerapkan kebijakan karantina yang sangat ketat kepada seluruh pelaku perjalanan internasional yang masuk ke negaranya. Satu klaster kasus disebut berkaitan dengan sebuah pusat karantina hotel.
“Jika dibandingkan dengan (wabah) tahun lalu, kami tidak tahu sumber dari banyaknya kasus yang sekarang ini terjadi,” ujar Menteri Kesehatan Brunei, Mohd Isham Jaafar, pada Senin (9/8).
ADVERTISEMENT
Akibat dari lonjakan kasus, pusat karantina di Brunei dipenuhi dengan pasien. Pemerintah kini tengah menyelidiki kemungkinan adanya penyeberangan perbatasan secara ilegal antara Brunei dan Malaysia.
Petugas menggunakan alat pelindung diri menyemprot disinfektan di Masjid Suri Seri Begawan Raja Pengiran Anak Dami, Bandar Seri Begawan, Brunei. Foto: AFP/Dean KASSIM
“Kami tahu bahwa rantai terlemah kami, sebagian besar adalah penyelundupan orang-orang dari bandara ke hotel,” jelas Mohd Jaafar.
Ia menambahkan, pada akhir pekan lalu, Brunei telah mengirimkan sampel dari pasien terinfeksi ke Singapura untuk memeriksa apakah varian Delta terdeteksi di antara pasien-pasien.
Dengan adanya penularan lokal ini, Brunei kembali menerapkan kebijakan pembatasan kegiatan ketat, termasuk melarang adanya kerumunan.
Sekolah, masjid, dan toko-toko non-esensial ditutup untuk menghindari lebih luasnya penyebaran COVID-19 di tengah-tengah masyarakat.
Tingkat vaksinasi COVID-19 Brunei masih tergolong rendah. Menurut data Kemenkes Brunei yang dirilis pada Minggu (8/8), baru 33 persen dari total 450 ribu penduduk yang sudah divaksinasi setidaknya satu dosis.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, Brunei mencatat total kasus COVID-19 sebanyak 406 infeksi dan 3 kematian.