Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Penggunaan Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik) dalam Pilkada serentak 2024 sempat menuai pro dan kontra. Sistem penghitungan suara yang datanya disimpan dalam cloud ini dinilai tidak cukup aman dan rawan diretas.
ADVERTISEMENT
Dalam penggunaannya di Pilpres 2024 kemarin, Sirekap sempat mengalami polemik seperti data yang ditampilkan tidak akurat.
Terkait hal ini, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan berdasarkan hasil pengecekan BSSN, Sirekap aman digunakan di Pilkada.
“Laporan kemarin ke saya hasil monitor dari teman-teman, secara umum it's okay,” kata Hinsa saat ditemui usai rapat tertutup membahas persiapan Pilkada 2024 dengan Komisi I DPR RI, Kamis (7/11).
Hinsa juga menekankan bahwa penggunaan Sirekap ini hanya sebagai alat bantu KPU (Komisi Pemilihan Umum) untuk melakukan rekapitulasi data, bukan sebagai acuan akhir.
“Tapi kan Sirekap ini bukan penentu hasil akhir ya. Mungkin untuk KPU tuh sebagai alat bantu untuk verifikasi data dan sebagainya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Hinsa mengakui bahwa tidak ada ruang siber yang memiliki keamanan sempurna, termasuk Sirekap. Meski begitu, BSSN berusaha melakukan pengamanan situs rekapitulasi data itu.
“Di ruang siber tidak ada istilah seratus persen itu aman. Di ruang siber ya yang diutamakan itu adalah bagaimana upaya kita, bagaimana antisipasi kita, bagaimana ketajaman kita membuat prediksi dan apa yang kita lakukan,” kata dia.