Buah Lungsuran Pura di Bali Disulap Jadi Disinfektan Virus Corona

13 Februari 2022 16:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembuatan disinfektan dari buah lungsuran persembahyangan umat. Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pembuatan disinfektan dari buah lungsuran persembahyangan umat. Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
"Kebaikan bukan pahala manusia. Kebaikan itu ada, sebelum manusia mampu mengadakannya. Ia adalah dorongan-dorongan batin yang tak henti-henti ingin mewujudkan diri keluar," tulis Shindunata dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin.
ADVERTISEMENT
Demikian kebaikan tersebut disalurkan oleh Pemangku Jan Banggul Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Ida Bagus Saskara. Ia menyulap buah lungsuran persembahyangan umat menjadi disinfektan.
"Di saat kita mencintai bumi, mencintai alam, alam akan mencintai kita. Di saat kita peduli terhadap alam, alam akan peduli terhadap kita," kata Ida Bagus Saskara, Minggu (13/2).
Ia mengatakan, ide memanfaatkan buah lungsuran menjadi disinfektan datang saat bergabung dengan komunitas Eco Enzym Nusantara pada Desember 2020 lalu. Ia tak ingin buah tersebut terbuang sia-sia begitu saja.
Ia bersama pemangku lainnya mengumpulkan buah-buah tersebut usai umat beribadah. Ia lalu mencampurkan gula merah, sampah organik yang belum busuk, dan air bersih ke sebuah wadah.
Dengan perbandingan gula 1 kg, bahan organik 3 kg, dan air bersih 10 liter. Selanjutnya, wadah ditutup hingga rapat untuk memulai proses fermentasi. Pada bulan ketiga, buah-buah tersebut akan menjadi cairan eco enzym yang siap dipakai.
ADVERTISEMENT
Eco enzym ini bisa dimanfaatkan sebagai disinfektan alami. Ida Bagus Saskara menyemprotkan eco enzyme di seluruh wilayah pura baik sebelum dan sesudah umat sembahyang mencegah penyebaran virus corona.
Pemangku Jan Banggul Pura Agung Jagatnatha Denpasar Ida Bagus Saskara dan Ketua Eco Enzyme Nusantara Bali Jokoryanto. Foto: Denita br Matondang/kumparan
"Menurut kajian eco enzym ini empat kali lebih efektif membunuh polutan dibandingkan disinfektan berbahan kimia," kata dia.
Hingga saat ini, Ida Bagus Saskara sudah menghasilkan 720 liter eco enzyme di Pura Agung Jagatnatha yang terletak di Jalan Surapati, Dangin Puri, Denpasar, Bali.
Pria yang akrab disapa Gus Saskara ini mengatakan, cairan eco enzym ini juga baik untuk obat luka bakar, detoks pada kulit dan ampasnya baik pupuk. Sehingga ia membagikan sebagian besar eco enzym ini secara gratis kepada umat.
"Dulu awal-awal mereka (warga) takut (mengunakan eco enzyme). Tapi setelah merasakan manfaatnya mereka minta lagi," katanya.
ADVERTISEMENT
Kebaikannya terus berlanjut dengan mengajak masyarakat di Bali mengolah sampah organik menjadi eco enzyme. Ia bersama Ketua Eco Enzyme Nusantara Bali Jokoryanto berkunjung dari rumah ke rumah, pura ke pura dan instansi ke instansi memanfaatkan buah sisa.
"Progam ini menjadi salah satu cara untuk merawat dan memulihkan ekosistem. Artinya, kalau ekosistem kita pulih, bumi kita akan sehat, kalau bumi kita sehat otomatis manusia di dalam bisa sehat," kata Jokoryanto.
Jokoryanto mengatakan, antusiasme warga cukup tinggi. Selain itu, visi misi komunitas melawan krisis iklim sesuai dengan prinsip hidup warga Bali. Yakni, keharmonisan antara Tuhan, alam dan manusia.
"Memang masyarakat Bali itu gampang menerima kebaikan. Segala sesuatu kebaikan untuk alam. Karena prinsip hidup masyarakat Bali ini kan, Tri Hita Karana, jadi hidup harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta. Nah itu tiga unsur kebahagiaan," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia berharap Bali bisa menjadi pulau pertama eco enzyme di Indonesia. Tahun 2025, Jokoryanto menargetkan Bali menjadi role model dunia dalam pengolahan sampah organik.