Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Budiman Hakim Jelaskan Kekuatan Story Telling di kumparan Diskusyen
23 Februari 2019 14:10 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Creative Advisor MACS909 Budiman Hakim merupakan salah satu pembicara di workshop kumparan Diskusyen yang digelar pada Sabtu (23/2) di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Dengan gaya humornya yang khas, Budiman sukses menyampaikan materi mengenai kekuatan story telling. Penuturannya yang renyah mampu menyedot perhatian peserta. Budiman pun berkali-kali diganjar tepuk tangan.
Menurut Budiman, story telling merupakan sarana menyampaikan pesan agar dapat diingat oleh penonton. Tak sekadar bicara, Budiman sekaligus mempraktikkan teorinya itu kala berinteraksi dengan para peserta workshop.
"Karena saya menemukan, ternyata bercerita juga cara Tuhan menyampaikan pesan kepada umatnya. Lihat kitab masing-masing, itu semua tentang cerita," jelas Budiman.
Di sela-sela pemaparannya itu, Budiman melontarkan sebuah pertanyaan kepada para peserta. Pertanyaanya begitu sederhana, yakni apakah pernah mendengar dongeng atau tidak. Ternyata, ada sejumlah peserta yang mengaku masih ingat akan cerita dongeng, meski sudah belasan tahun tak pernah membaca cerita tersebut.
ADVERTISEMENT
Diskusi pun semakin cair, hingga kemudian ada peserta lain yang turut membagikan pengalamannya yang masih mengingat sebuah cerita, meski sudah berlalu puluhan tahun. Budiman lantas menyimpulkan, menyampaikan sesuatu dengan bercerita membuat orang lebih mudah mengingat pesan yang disampaikan.
"Setelah saya telaah lebih dalam, saya punya pemahaman baru, memang cara bercerita merupakan marketing terbaik," tuturnya.
Budiman kemudian menjelaskan beberapa teknik yang biasa dilakukan pelaku marketing. Pertama, marketing yang dilakukan dengan kasar atau disebut dengan rough marketing. Biasanya, teknik marketing ini dilakukan oleh para MLM.
Teknik yang kedua yaitu hard selling. Dalam penjelasannya, dia menyebut hard selling dilakukan dengan cara berteriak-teriak. Dalam dunia ril, ini biasa dilakukan oleh para marketing yang menawarkan produknya dengan berteriak. Sedangkan di media sosial, biasanya ini disampaikan dengan tawaran yang tak masuk akal.
ADVERTISEMENT
"Kalau di medsos itu yang menawarkan gaji sampai Rp 100 juta per bulan, kerjanya dengan sambil sambilan lagi. Ini too good to be true dan biasanya yang mau ini yang bermental ingin cepat," ujarnya.
Budiman menambahkan, ada lagi teknik marketing yang ketiga yaitu soft selling. Teknik ini disampaikan dengan halus namun tak menarik untuk di share ke orang lain. Teknik yang keempat, kata dia, adalah teknik covert. Teknik ini merupakan teknik yang tak menyembunyikan brand-nya saat melakukan marketing.
Tidak berhenti di situ, Budiman juga menjelaskan bahwa di era digital ini, masyarakat berpindah ke media sosial dalam melakukan sebagian interaksinya. Menurutnya, media sosial ataupun segala hal yang menggunakan internet merupakan ruang yang interaktif.
ADVERTISEMENT
Maka, dalam media sosial, kata dia, pengguna harus diberi ruang untuk berinteraksi. Jangan sampai, ruang interaksi itu ditutup rapat-rapat.
"Kita enggak punya ruang untuk bertanya, padahal ini media interaktif. Berilah ruang kepada digital user ruang untuk berinteraksi," terangnya.
Jadi bagaimana? Sudah siapkah kamu untuk bercerita?
kumparan Diskusyen sendiri merupakan sebuah workshop dari kumparan x YouTube. Acara ini merupakan wadah bagi mereka yang mau belajar bagaimana menjadi content creator.
Acara ini dimeriahkan dengan sejumlah narasumber yang berkecimpung di industri kreatif. Mulai dari Budiman Hakim (Story Teller dan Creative Director), Dimas Djayadiningrat (Sutradara dan Penata Artistik), Agung Hapsah (YouTuber), serta Asep Herna (Creative Director dan Certified Hypnotherapist).