Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Budiman Sudjatmiko: Ganjar Populis, Anies Intelektualis, Prabowo Strategis
27 Agustus 2023 10:31 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Politikus Budiman Sudjatmiko menjadi sorotan baru-baru ini usai dipecat oleh PDIP karena memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto. Sejumlah teka-teki pun mulai terbuka terkait ini.
ADVERTISEMENT
Dalam talkshow kumparan, Info A1, Budiman menjelaskan, saat ini ada sebuah missing link dalam perpolitikan Indonesia. Ia menilai, jika ada ketidakselarasan antara ide dengan politik praktis, maka masyarakat akan tidak percaya dengan politik Indonesia.
Sehingga, ia meyakini Prabowo adalah orang yang dapat menyambungkan antara ide dan politik praktis itu.
"Dia [Prabowo] memang tidak sempurna pastinya. Tapi dia available existing. Saya sering katakan, Pak Ganjar (Pranowo) itu populis, Pak Anies (Baswedan) itu intelektualis, Pak Prabowo itu strategis," kata Budiman dalam talkshow yang tayang Jumat (25/8) itu.
Budiman mengatakan, bukan berarti para capres yang ada saat ini tidak memiliki nilai sebagaimana Prabowo. Ia mengatakan, hal-hal yang ia sebutkan itu adalah kekuatan dari masing-masing capres saat ini.
ADVERTISEMENT
"Ketika saya sebut Pak Ganjar populis, Pak Anies intelektualis, Pak Prabowo strategis, itu adalah kekuatan utama yang membuat orang datang pada diri mereka," ujarnya.
Lebih jauh, Budiman menjelaskan tidak ada yang jelek dalam sebuah kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh para capres.
"Itu kan tertanam di masing-masing diri mereka. Itu suatu nature. Buka berarti populis itu jelek. Populis itu baik dan tepat. Cinta rakyat itu baik. Populis itu baik setiap zaman," kata dia.
Namun demikian, Budiman menuturkan, populis tepat sebagai sebuah bahasa politik pada Pemilu 2014. Ia pun menjeleskan keadaan pada Pilpres 2014. Saat itu menurutnya lebih pas berbicara pemimpin yang menggendong bayi hingga pemimpin naik becak.
"Karena dia antitesa dari kepemimpinan sebelumnya. Jadi menurut saya bukan baik buruk. Ini soal timing. Apa yang dibutuhkan bangsa ini," pungkas dia.
ADVERTISEMENT
Setelah hubungannya dengan Prabowo membaik, Budiman memutuskan untuk mendeklarasikan dukungannya secara resmi kepada Prabowo. Buntutnya, ia jadi dipecat dari partai yang menaunginya sejak hampir dua dekade, PDIP.