Bukan Diracun, Polisi Ungkap Penyebab Kematian Wakil Bupati Sangihe

14 Juni 2021 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Helmud Hontong (58), meninggal dunia dalam pesawat. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Helmud Hontong (58), meninggal dunia dalam pesawat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kematian Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong dalam penerbangan kembali ke Manado menimbulkan tanda tanya besar. Sejumlah pihak mengaitkannya dengan sikap Helmud yang menolak memberi izin tambang emas dengan kematiannya.
ADVERTISEMENT
Tak ayal, banyak kabar burung bahwa Helmud meninggal karena diracun.
Terkait kabar itu, Kepolisian akhirnya melakukan autopsi terhadap jenazah Wakil Bupati Sangihe untuk menjawab kegaduhan di publik.
Kapolres Kepulauan Sangihe, AKBP Tony Budhi Susetyo mengatakan, dari hasil autopsi diketahui penyebab meninggalnya Wakil Bupati Sangihe karena komplikasi.
“Menyatakan bahwa penyebab utama kematian wakil bupati adalah komplikasi penyakit menahun yang dideritanya,” kata Budhi lewat keterangannya, Senin (14/6).
Namun, Budhi tidak merinci lebih jauh penyakit menahun apa yang membuat Helmud meninggal dunia.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Jules Abraham Abast menyebut, tidak ditemukan racun dalam tubuh Bupati. Ia berharap dengan hasil autopsi dapat menjawab kegaduhan di publik.
“Ia benar sudah dilakukan autopsi dan penyebab kematian wakil bupati diduga karena komplikasi penyakit menahun yang diderita. Pada saat pemeriksaan tidak ditemukan adanya racun,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong, meninggal dunia di dalam perjalan pulang dari Bali ke Manado, Rabu (9/6) kemarin. Politisi Partai Golkar ini dinyatakan meninggal setelah pesawat yang ditumpanginya Lion Air JT 740 rute Denpasar ke Manado, transit di Makassar.
Kematian Helmud tersebut lalu dikaitkan dengan sikapnya yang menolak kegiatan pertambangan.
Pihak keluarga sempat menolak jenazah untuk diautopsi. Tapi polisi tidak menjelaskan bagaimana akhirnya keluarga bersedia dan mengizinkan jenazah Helmud diautopsi.