Bulog Pastikan Kebijakan Impor Daging Kerbau Jalan Terus

27 November 2017 13:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerja sama Perum Bulog dengan Aprindo&Asparindo (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kerja sama Perum Bulog dengan Aprindo&Asparindo (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menegaskan tetap akan melanjutkan kebijakan impor daging kerbau di tahun depan. Sebab menurut Bulog, serapan daging kerbau di berbagai daerah se-Indonesia cukup baik.
ADVERTISEMENT
Bulog membutuhkan rekomendasi impor daging kerbau dari Kementerian Pertanian untuk mendapatkan Surat Pesetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan.
Impor daging kerbau ini bertujuan untuk menekan dan menstabilkan harga daging sapi di dalam negeri.
"Kita sudah ada keputusan jalan terus untuk kebijakan impor daging kerbau," jelas Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti, di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Senin (27/11).
Dia pun mengungkapkan dalam kurun waktu setahun ini, realisasi impor daging kerbau mencapai 80 ribu ton. Sementara hingga November 2017 ini, stok daging kerbau yang tersisa sekitar 14 ribu ton.
"Kalau jelek, kita hari ini sudah impor 80 ribu ton dalam waktu kurang dari setahun, sekarang tinggal 14 ribu ton. Kan itu tandanya terpakai kan, terserap," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Terkait keinginan Kementan agar produksi daging dalam negeri bisa meningkat, Djarot berpendapat bahwa kebijakan impor daging kerbau dilakukan ketika stok di lapangan menipis.
Pun pihaknya baru berencana melakukan impor daging kerbau lagi di pertengahan 2018. Jadi impor ini tak akan menghambat produksi di dalam negeri.
"Kuota impor kita masih sekitar 23 ribu ton, nanti impor ketika stok habis. Stok yang ada saat ini kita habiskan sampai pertengahan tahun depan," paparnya.
Dia menambahkan, saat ini masyarakat sudah tak lagi termakan isu kehalalan daging kerbau sehingga serapannya baik. Djarot menegaskan, daging kerbau kini tidak perlu diragukan lagi dari sisi kehalalalan, kebersihan, dan rasa.